(29) Dia?

3.5K 160 7
                                    

Happy Reading🦋
.
.
.

"Cieeee!"

"Aduhh yang baru jadian."

"Yuhuu gak jomblo lagi nihh."

"Pj woy!"

"Benci jadi cinta nih ceritanya?"

"Udahan woy pelukannya! Masih ada yang jomblo nih!"

Rivan dan Ica tersentak kaget saat mendengar sorak sorakan dari teman teman mereka. Lalu Rivan dan Ica melepaskan pelukan mereka.

Alfin dan lainnya keluar dari persembunyian mereka dan menghampiri Rivan dan Ica.

"Ahayy adek gue udah besar semua yah," goda Gibran.

Rivan tersenyum ngejek ke arah Gibran. "Iya dong! Emangnya lo bang, udah tua tapi masih jomblo. Mau jadi jomblo karatan lo?"

Gibran mendelik tak suka. Baru saja ia ingin membalas perkataan Rivan, namun ia urungkan karena mendapat tatapan horor dari Ica.

"Serem amat sih," gumam Gibran seraya mengelus sabar dadanya.

"Ca, lo gak khilaf kan nerima Rivan?" tanya Bagas seraya terkekeh.

"Atau lo terpaksa nerima dia?" sahut Rakha.

"Menurut gue sih iya, soalnya keliatan dari mukanya Ica kayak orang tertekan gitu," ujar Alfin yang ikut menimpali.

"Gini nih, definisi teman biadab," kesal Rivan.

"Lagian siapa sih yang bisa menolak pesona seorang Rivandra Zahir Pramudya." lanjutnya dengan nada bangga.

Alfin memutar kedua bola matanya malas. "Mulai lagi deh penyakitnya kambuh."

Ica tertawa kecil. "Gue gak terpaksa kok, gue tulus nerima Rivan." ucap Ica tulus. Rivan yang mendengar itu pun tersenyum haru. Dalam hati Rivan berjanji akan selalu menjaga dan menyayangi Ica seperti ia menyayangi kedua orang tuanya.

"Aaaaa selamat bebeb kuuuhh!" Zahra, Bila, dan Putri langsung memeluk erat Ica. Mereka tak menghiraukan Ica yang sekarang ini kesulitan bernapas karena ulah sahabat laknatnya ini.

"I-iya m-makasih," balas Ica dengan napas tersengal sengal.

"Udah woy! Bisa mati cewek gue!" pekik Rivan tak terima.

Lalu ketiga sahabat Ica melepaskan pelukannya. Ica pun bernapas lega dan memberikan tatapan tajamnya kepada Zahra, Bila, dan Putri.

"Hehe sorry beb."

Ica hanya memutarkan kedua matanya malas.

"Nah udah kan? Yaudah yuk kita jalan jalan, nanti keburu sore. Besok kan kita udah mau pulang," ujar Alfin.

"Cepet banget pulangnya." Zahra mencebikkan bibirnya.

"Lusa lo sekolah bego!" Gibran menoyorkan kening Zahra.

Alfin menarik Zahra ke dalam dekapannya. Tangannya terulur mengusap rambut panjang Zahra.

"Nanti kita ke sini lagi kok," ujar Alfin.

"Hah serius? Tapi kapan?" tanya Zahra semangat.

"Nanti pas kita Honeymoon," jawab Alfin yang membuat teman temannya bergidik ngeri.

"Eh tapi aku mau bulan madunya ke kanada gimana dong?"

"Honeymoon di kamar ajalah yang," ujar Alfin ambigu.

"Boleh juga tuh, lumayan kan hemat duit," sahut Zahra yang menimpali perkataan Alfin.

Yang lainnya hanya cengo mendengar perkataan Alfin dan Zahra.

Together With You (END)Where stories live. Discover now