(45) Berusaha Mencari

2.2K 128 17
                                    

Happy Reading🦋
.
.
.

Seorang gadis mengerjapkan mata lentiknya menyesuaikan cahaya matahari yang menyilaukan matanya. Kini matanya hampir terbuka sempurna. Namun gadis itu merasa asing dengan kamar yang ditempatinya saat ini.

Perlahan kesadarannya mulai kembali. Gadis itu beranjak dari tempat tidur dan mendekati ke arah jendela untuk membuka tirainya. Hal yang pertama kali ia lihat yaitu sebuah menara megah yang terkenal di seluruh dunia. Gadis itu melebarkan matanya saat mengetahui dimana ia sekarang.

 Gadis itu melebarkan matanya saat mengetahui dimana ia sekarang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"PARIS?!" pekiknya.

Gadis itu diam sesaat mencerna semuanya. Ia mencoba mengingat kejadian terakhir sebelum gadis itu kehilangan kesadarannya. Namun ia tak mengingat apa pun.

"Seinget gue, semalem gue ke minimarket deh, kok tiba tiba gue udah di paris gini? Aelah! Mana baju baju gue nggak dibawa lagi!" gerutu Zahra. Ya, gadis itu ialah Zahra. Namun sepertinya gadis itu teringat sesuatu.

"Eh, ini gue diculik apa lagi liburan ya? Ah bodoamatlah, yang penting gue bisa ke paris tanpa ngeluarin duit yey!" seru Zahra kegirangan.

Saat Zahra sedang menggerutu tak jelas, pintu kamar terbuka dan menampilkan kedua orang yang sangat dibenci oleh Zahra. Kedua orang itu mendekat, tak lupa dengan seringaian khas mereka.

"Gimana, kamu nyenyak tidurnya, sayang?"

"Felix?! Steffi?! Jangan bilang kalo kalian berdua--"

"Iya! Emang kenapa?" potong Steffi.

"Kalian gila! Ngapain kalian bawa gue ke sini hah?!" Zahra menggeleng tak habis pikir.

Felix menempelkan telunjuknya di bibir Zahra. "Jangan teriak teriak, cantik. Mending sekarang kamu istirahat buat nanti malem."

Zahra menggeleng kuat dengan air mata yang mulai membasahi pipinya. Ia tak mau kejadian dulu terulang kembali yang dimana ia hampir kehilangan mahkota berharganya.

"Iket dia! Tapi jangan sampe lo sakitin dia!" titah Felix pada Steffi.

Steffi mendekati Zahra dan mulai mengikat kedua tangan dan kaki Zahra di sudut tempat tidur.

"ENGGAK! LEPASIN GUE, BANGSAT! MATI LO BERDUA!!" bentak Zahra diiringi air matanya yang terus keluar.

Steffi tertawa remeh. "Dengan keadaan lo kayak gini, lo masih bisa bersikap sombong ya, ra."

"Gue terpaksa ngelakuin ini sama lo, Ara. Gue nggak tau dengan cara apa supaya lo bisa nerima gue lagi. Hari ini, lo bakal jadi milik gue seutuhnya. Dan gue bisa pastiin kalo nggak ada satu pun orang yang bisa ngehalangin gue, termasuk Alfin dan abang lo itu!" Felix membelai pipi Zahra.

"Lo udah bener bener gila, lix!" desis Zahra.

"Ya! Gue emang gila, dan itu semua karena lo, Ara!" teriak Felix.

Together With You (END)Where stories live. Discover now