END

4.8K 165 6
                                    

Happy Reading🦋
.
.
.

Malam semakin larut. Namun tak membuat semangat para tamu maupun siswa berkurang. Justru mereka terlihat masih sangat menikmati acara itu dengan sejuta tawa bahagia yang membuat malam ini penuh dengan cerita.

Acara masih terus berlanjut. Penampilan penampilan seru setiap perwakilan siswa sudah ditampilkan. Kini saatnya acara yang ditunggu tunggu oleh semua orang, yaitu pesta dansa.

Setiap siswa harus mencari pasangan mereka untuk menjadi patner di pesta dansa itu. Tapi tak berlaku untuk Alfin, Bagas, Rivan, dan Rakha. Karena sudah pasti mereka akan berpasangan dengan para kekasih mereka.

"Sekarang acara pesta dansa yang ditunggu tunggu oleh kita akan dimulai, pasti kalian pada gak sabar, kan?"

Nayla mengangguk setuju perkataan Nauval. "Tidak usah berlama lama lagi, mari kita mulai acaranya!!" seru Nayla.

Semua sudah menempati posisi mereka masing masing, yang tentunya dengan patner mereka. Iringan musik yang mulai di putar dengan lampu ruangan yang sengaja sedikit diredupkan supaya menambah kesan romantis di acara itu.

"Gue gak bisa dansa," ujar Ica pelan.

"Gakpapa, lo ikutin gue aja pelan pelan." Rivan meletakkan tangan kiri Ica di bahunya, sedangkan tangan kiri Rivan memegang pinggang Ica dan tangan kanannya menggenggam tangan kanan Ica.

Perlahan Ica mulai mengikuti arahan gerakan Rivan. Rivan tersenyum menatap wajah cantik Ica.

"Lo tambah cantik, Ca, kalo diliat dari deket gini," puji Rivan. Kali ini cowok itu berkata serius yang membuat Ica salah tingkah.

"Apaan, sih."

"Lo gak mau muji gue juga gitu?" tanya Rivan cemberut.

Ica terkekeh. "Iya deh, lo juga ganteng, kok."

Senyum Rivan mengembang. Jarang jarang sekali Ica memujinya seperti itu.

"Gue sayang sama lo, Ca. Sikap galak lo itu yang buat gue awalnya penasaran jadi secinta ini sama lo. Gue harap kita terus sama sama sampai maut yang misahin kita," ujar Rivan tulus.

Ica mengangguk dan tersenyum mendengar perkataan Rivan. "Aamiin, gue juga sayang sama lo, Rivandra Zahir Pramudya."

Bila dan Bagas yang berada di samping Rivan dan Ica tersenyum melihat mereka.

"Bisa akur juga tuh anak berdua," ujar Bagas menggelengkan kepalanya.

Bila mengangguk. "Seneng deh aku liatnya."

"Tapi aku lebih seneng liatin kamu," ujar Bagas menggoda Bila.

"Modus," balas Bila.

Bagas semakin mendekatkan wajahnya ke Bila. Hal itu membuat Bila refleks memejamkan matanya. Rupanya Bagas hanya merapikan anak rambut Bila yang sedikit berantakan.

Pipi Bila memanas. Ia benar benar malu sekali. Apalagi saat ini Bagas menatapnya dengan tatapan menjengkelkan.

"Ngapain tutup mata? Hayo, pasti lagi mikirin yang enggak enggak, kan?"

"Bagas, ih!" kesal Bila. Bagas sangat puas sekali melihat wajah kesal Bila saat ini. Lucu sekali baginya.

"Rakha," panggil Putri.

"Ya, sayang?"

Putri cemberut. "Putri capek tau, mana badan Rakha tinggi banget," keluh Putri di sela sela dansa mereka.

Rakha tertawa mendengarnya. "Lah emang badan kamu aja yang pendek," ledek Rakha bercanda.

"Ohh gitu, iya emang badan Putri itu pendek! Kenapa? Rakha malu punya cewek pendek? Yaudah kalo gitu Rakha cari cewek yang lain aja." saat Putri hendak melepaskan dirinya, namun langsung ditahan oleh Rakha. Entah kenapa Putri sedikit sensitif jika ada orang yang membahas tinggi badannya.

Together With You (END)Where stories live. Discover now