Bonus Chapter

6.9K 780 56
                                    

-----|| Happy Reading ||-----
-
-
-

"Titip Bintang ya, kak? Thea mau pergi sama Mama dulu. Kakak baik-baik di rumah sama Bintang."

Langit menghela napas, dia menatap ke arah Bintang yang tengah bermain dengan seluruh mainannya. Baik dari mana? Bintang saja mengacak-acak rumah dengan berlarian kesana-kemari.

Bintang memukulkan mainannya ke atas lantai dengan keras. Lalu tanpa sengaja, mainan itu terlempar dan hampir mengenai televisi.

Mulut Langit terbuka, merasa kaget karena kelakuan anak sulungnya. Langit menatap Bintang yang tidak merasa bersalah sama sekali.

Jam yang melingkar di pergelangan tangannya ia lihat, masih jam 2 siang. Kapan istrinya pulang?

"Ayah!"

"Ya?" tanya Langit kaget.

"Beli jajan."

"Kan tadi baru jajan. Nanti lagi ya? Nunggu Bunda pulang."

Bintang menggeleng, "Sekalang!"

Langit menghela napas, dia bangkit lalu berjalan mendekati Bintang. Tubuh mungil anaknya ia angkat lalu ia gendong.

"Berantakan banget, ya?" Langit bergumam, dia menatap Bintang. "Nanti Bintang beresin, jangan di biarin aja."

"Gak!" Bintang menggeleng keras, "Sama Ayah."

"Kan Bintang yang berantakin," ujar Langit tidak mau kalah.

Bintang menggembungkan pipinya sambil menggeleng, sebelah tangannya melingkar di leher Langit. "Gak mau, sama Ayah aja."

Langit berjalan menjauh, biarkan saja. Nanti juga ia bereskan, "Kan Ayah gak ikutan main sama Bintang."

Pintu rumah Langit buka, dia berjalan keluar. Bintang menatap Ayahnya, "Tapi..tapi Ayah liat Bintang main."

Pinter banget jawabnya, untung anak. Gerutu Langit di dalam hati.
"Kalo liat Bintang main, masa Ayah harus bantuin beresin juga."

"Iya lah!" jawab Bintang semangat, "Kan bial adil."

Langit kembali menghela napas, inilah resiko jika memiliki anak yang pandai menjawab. Tubuh mungil anaknya ia turunkan di depan toko yang menjual berbagai makanan ringan.

Bintang langsung berlari ke arah tempat es krim. Dia memukulnya perlahan, "Mau ini Ayah."

"Es krim terus, nanti giginya sakit." ujar Langit tapi tetap mengambil es krim kesukaan anaknya. "Satu aja, tadi 'kan Bintang udah makan."

Bintang mengangguk, dia memegang es krim yang di berikan oleh Ayahnya. Bintang kembali berlari ke arah rak-rak berisi makanan ringan.

Sebungkus oreo ia ambil lalu ia berikan ke Langit, dia juga mengambil setoples kue kering lalu memberikannya ke sang Ayah. Langit mengernyit, menatap bingung anaknya. "Bintang beneran mau ini?"

Kepala Bintang mengangguk, "Iya. Mau itu juga."

Langit mengambil pocky yang di tunjuk oleh Bintang, "Mau apa lagi?" tanya Langit, "Sekalian aja."

BAD LUCK? (✔)Where stories live. Discover now