39. Cemburu? (2)

6.1K 785 25
                                    

Happy Reading
🍦🍦🍦

"Ini yakin sih, Mama udah gak peduli sama kita." ujar Mark dan Thea bersamaan.

"Ketemu anak ke empat, sifatnya langsung berubah." Mars melanjutkan. "Apalagi kalo ketemu anak kelima dan keenam."

Mars, Thea dan Mark memperhatikan Zeline yang tengah berusaha membujuk Alisha untuk makan. Langit yang duduk di sofa dengan Bintang di pangkuannya terkekeh melihat ketiganya.

"Kalian iri?" tanya Langit, ketiganya mengangguk. "Sama. Kakak juga iri."

Thea dan Mark berdecak, sedangkan Mars memutar bola matanya malas. Thea berucap pada sang Mama, "Anaknya Mama siapa sih?"

Zeline menoleh, dia menaikkan sebelah alisnya. "Kenapa emang?"

"Ya itu–"

"Kak, kami da...tang?"

Semua mata menoleh, menatap dua remaja yang baru saja datang. Cakra menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, sedangkan Diaz bersembunyi di balik punggung kakaknya.

"Oh kalian, masuk aja gak papa." ajak Zeline yang memang sering melihat kedua adiknya Alisha.

Cakra dan Diaz masuk, mereka berjalan ke arah Alisha. "Kakak udah gak papa?"

Alisha tersenyum tipis, dia menggeleng. "Gak papa. Sekolah kalian gak ke ganggu 'kan?"

"Enggak. Kakak gak perlu khawatir," Diaz menjawab.

Senyum tipis Thea terbit, dia menatap wajah Diaz. Lesung pipinya sukses membuat Thea tertarik. Langit yang melihatnya berdecak, dia melingkarkan lengannya di perut Thea. Menarik istrinya agar duduk di sebelahnya.

"Gak lagi, enggak." Langit menutup kedua mata Thea menggunakan sebelah lengannya.

"Kak, mau liat. Dia imut banget!" Thea mencoba menjauhkan tangan Langit dari kedua matanya. "Kak~"

"Enggak."

"Kak, ih! Dia–"

"Gak nurut sama suami dosa." Langit memotong membuat Thea langsung terdiam.

Thea mencebikkan bibirnya kesal, dia menjauhkan tangan Langit lalu beranjak. Dia berjalan meninggalkan Langit, Ibu hamil memang sensitif ya?

Bintang ia serahkan ke Mark, adik iparnya tidak menolak ataupun protes. Begitu juga dengan Bintang yang biasa saja. Langit keluar, berjalan mengejar Thea yang berjalan entah kemana.

"Thea–"

"Gak usah panggil-panggil!" ketus Thea memotong panggilan suaminya.

Kedua pipi Thea menggembung, matanya melirik sinis ke arah Langit. Bukannya takut atau merasa bersalah, Langit malah terkekeh dan menarik tangan Thea ke arah lift.

"Apa–"

"Sst!" Langit meletakkan jari telunjuknya di kedua bibir Thea. Menyuruh istri mungilnya agar diam.

Thea berdecak, dia melipat kedua tangannya di depan dada. "Kenapa coba? Tadi Diaz manis banget. Kakak sih."

Langit menggeleng, "Enggak, sayang. Aku gak bakalan biarin kamu liatin cowok lain."

"Kenapa? Ujung-ujungnya juga ini anak kakak kok." Thea cemberut.

"Memang."

"Terus?"

"Ya kali gak ada yang mirip." Langit berdecak pelan. Dia keluar saat lift itu berhenti di lantai teratas. "Yang usaha aku, yang mirip orang lain."

Thea terkekeh, dia naik ke atas gendongan Langit saat keduanya akan berjalan menaiki tangga agar sampai di rooftop rumah sakit.

BAD LUCK? (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang