6. Nikah Muda?

10.7K 1.1K 158
                                    

Happy Reading
***

Hujan deras yang turun saat istirahat kedua membuat sebagian besar murid lebih menetap di dalam kelas. Ada yang sibuk dengan ponsel, mengobrol ataupun menggosip. Para murid laki-laki yang berada di dalam kelas lebih memilih bergerombol untuk bermain game online bersama.

Termasuk Mars, cowok itu sudah fokus dengan ponselnya. Melupakan sejenak masalah tentang Venus yang belum juga mendapatkan titik terang.

Terlalu banyak teka-teki yang membuat kepala Mars rasanya ingin hancur. Di tambah, Thea yang terlihat biasa saja setelah tidur dengan Langit membuat beban lagi untuk Mars.

Untuk pertama kalinya, Mars membenarkan tindakan bodohnya yang tidak menyusul Thea saat ulang tahun Oliv. Dia terlalu larut di depan layar komputer untuk mencari siapa orang yang membunuh Venus.

Tapi yang pasti, kekasihnya itu di bunuh saat pagi hari.

Gerakan tangan Mars yang tengah bermain game terhenti saat ada yang menelponnya. Mars memaki di dalam hati, kenapa di saat dia akan menang ada yang menelponnya?

Mars menggeser tombol hijau, menerima telpon dari nomor asing itu.

"Halo?"

"Bisa dateng ke belakang gedung? Mungkin sesuatu yang aku bawa bisa meringankan bebanmu untuk mencari tau siapa yang membunuh Venus."

Mars langsung mematikan sambungan telponnya, dia bangkit lalu langsung berlari menuju belakang sekolah.

Thea yang kebetulan melihat Mars berlari mengernyit, dia bangkit lalu berlari menyusul saudara kembarnya.

Sampai di belakang sekolah, Mars mengedarkan pandangannya. Tidak ada siapapun, hanya lorong kosong di sebelah taman yang tampak sepi karena hujan mengguyur bumi dengan deras.

Langkah Mars membawanya menuju kursi satu-satunya yang ada di lorong. Cowok itu berhenti, mengambil sebuah buku yang mungkin sengaja di letakkan disana.

Tangan kanan Mars mengambil, dia langsung tau saat melihat nama yang ada di sampul buku itu. Venus Analise.

"Mars!"

Kepalanya menoleh, dia melihat Thea yang berlari kecil kearahnya karena lantai basah terkena air hujan.

"Lo kenapa lari-larian?" tanya Thea dengan napas sedikit tersenggal.

Mars duduk di kursi di susul oleh Thea yang duduk di sebelahnya. Mars membuka buku milik Venus, hanya buku sejarah biasa.

"Tadi ada yang nelpon gue, dia nyuruh gue kesini dan gue gak nemu orangnya malah nemu buku sejarah milik Venus." jelas Mars singkat, dia menunjukkan buku yang halamannya tengah ia buka.

"Aneh banget?" Thea mengernyit, "Lo mikir gak sih kalo 'mungkin aja' pembunuhnya–"

Ucapan Thea terhenti saat sesuatu terjatuh dari salah satu halaman buku sejarah milik Venus.

BAD LUCK? (✔)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt