23. Sadar Diri

6.9K 971 87
                                    

Happy Reading
🍑
🍑
🍑

"Lo punya masalah apa sih sama gue? Kenapa lo liatin gue sampe segitunya?" tanya si murid baru sinis. Dia menatap si kembar yang duduk di depannya.

"Jujur sama gue lo Venus kan?!" tuduh Thea membuat siswi di depannya mendengus dan merotasikan kedua matanya malas.

"Gue udah kenalan di depan. Nama gue Melody, bukan Venus. Lagian, siapa Venus sih? Dia mirip sama gue?" tanya Melody kesal.

Thea mengernyit, dia menatap wajah Melody dengan instan. Gadis itu menghembuskan napasnya pelan, "Ck. Muka aja galak. Enggak, Mars, dia bukan Venus."

"Kan gue udah bilang, Venus udah meninggal. Lo sih gak percaya." Mars berdecak pelan. Dia menatap wajah Melody, "Tapi dia beneran mirip sama Venus sih."

"Gue bilang apa. Dia mirip Venus, cuman muka dia galak." Thea mencibir. "Venus itu gak kek dia, dia kalem. Dia mungkin malu-maluin."

"Anj–" Melody hampir saja memaki mendengar ucapan Thea. "Susah jadi cewek yang mukanya judes."

"Tapi mungkin aja reinkarnasi." Thea mengaduh pelan saat Mars memukul kepala belakangnya.

"Lo ngawur. Mana ada meninggal baru sekitar tiga bulan terus reinkarnasi nya udah segede ini. Bego ya jangan di pelihara, Thea." Mars geram sendiri.

Thea menggerutu, dia menatap Melody yang menatap keduanya malas. "Terus kenapa lo pindah ke sini?"

"Kepo banget," Melody menjawab malas. "Pengen aja."

"Aneh," gumam Thea pelan.

"Maaf, tapi ini ganggu gue." Melody menggaruk lehernya, "Gue emang beneran mirip sama si Venus Venus itu? Semirip apa sih?"

"Tunjukin Mars," Thea menyenggol bahu Mars. "Kalo Venus masih hidup, mungkin lo berdua bisa jadi anak kembar."

Melody terkekeh kecil, dia menatap layar ponsel milik Mars. Kedua matanya melebar, kedua teman barunya itu memang benar. "Kok mirip banget?"

"Nah itu, jadi gue gak salah." Thea menjentikkan jarinya. "Lo emang mirip sama si Venus."

"Gue jadi–"

"Kak Thea!"

Seluruh murid yang ada di kelas menoleh melihat Eca yang datang ke kelasnya dengan nafas memburu. Gadis cantik itu mendadak gugup saat dia mendapatkan tatapan bingung dari murid satu kelas.

"Kak, Mark..dia–"

"Kenapa adek gue?" tanya Thea panik, tadi pagi dia mendapatkan penjelasan dari Langit kalau Mark mengalami gangguan kecemasan. Adiknya itu belum bisa merasa tenang.

"Dia di uks kak, tadi dia gak sengaja–"

Sebelum Eca menyelesaikan ucapannya, Thea bangkit lalu berlari menuju uks. Tidak peduli pada jam pelajaran selanjutnya. Adiknya lebih penting.

Mars dan Eca mengikuti dari belakang, Eca khawatir dengan keadaan Mark karena dia menyukai cowok itu. Eca tadi benar-benar panik saat Mark tanpa sadar menggenggam sebuah pisau kecil yang ada di lab. Entah kenapa pisau itu ada di lab, tapi Mark sukses membuat satu kelas yang ada di lab panik dan bingung.

BAD LUCK? (✔)Onde histórias criam vida. Descubra agora