25. Jodohin

6.6K 962 162
                                    

Nah kan di bilang aku kasih percepat😹

Happy Reading
🍑🍑

"Lo gak capek ngejar-ngejar gue terus? Ini udah dua tahun, dan lo masih ngebet buat dapetin gue?"

Langit sudah tidak tau lagi harus bagaimana. Nancy benar-benar menguji kesabarannya. Perempuan di depannya ini, tidak mau berhenti mengejarnya walaupun ada seseorang yang mengejar Nancy.

Kalau sudah cinta mah susah ya?

"Lo liat sendiri, gue udah ada anak. Gue harap lo jauh-jauh deh dari gue." Langit melanjutkan.

"Enggak!" Nancy membantah, "Aku gak mau jauh-jauh dari kamu. Aku cuman pengen kamu, gak mau yang lainnya!"

Langit mendengus, dia membenarkan posisi Bintang yang ada di gendongannya. "Dan gue gak pengen lo. Lo gak bisa maksa!"

"Tapi aku beneran suka kamu, aku gak suka liat kamu sama yang lain. Dan aku juga gak suka dia!" Nancy memandang Bintang dengan tatapan tajamnya, "Kamu cuman boleh punya anak sama aku."

"Sayangnya gue udah punya anak sama Thea, dan cuman Thea yang boleh punya anak dari gue." Langit menjawab santai.

"Enggak, pokoknya–"

"Lo gak malu apa teriak-teriak kek gitu? Gue yang denger aja malu." Thea yang baru keluar dari minimarket langsung memotong ucapan Nancy. "Dari dulu, lo emang gak punya sadar diri ya?"

Nancy menatap Thea dengan tatapan tidak sukanya. "Apaan sih?! Lo yang gak punya sadar diri karena udah ngerebut tunangan orang!"

"Ternyata halu lo dari dulu gak berkurang-kurang ya," Thea terkekeh kecil. "Hati-hati loh, gila nanti."

"Lo–"

"Udah lah, kita pergi aja, gak usah ngurusin nih orang gila." Thea menggandeng tangan Langit menjauh.

"Langit..aku cinta sama kamu. Aku–"

"Eh..eh? Tolong, itu ada pasien rumah sakit jiwa yang kabur!" Thea berucap pada Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak yang tengah berkumpul.

"Pasien rumah sakit jiwa?" beo salah satu warga.

"Iya, itu tuh." Thea menunjuk Nancy yang memang sudah bertingkah tidak tau malu. "Kan tingkahnya udah kek orang yang gak waras."

"Lah iya bener.."

"Hubungi nomor rumah sakit jiwa sekarang, nanti dia berulah."

Thea terkekeh sendiri, dia kembali menarik tangan Langit yang menggeleng melihat tingkah istrinya.

"Gak baik ngomong gitu," ujar Langit tiba-tiba. Dia mengelus punggung tangan kiri Thea.

"Biarin aja, salah sendiri ngeselin." jawab Thea malas.

Langit menurunkan tubuh Bintang saat anaknya itu memberontak minta turun. Bocah laki-laki itu berjalan di depan kedua orang tuanya, sesekali dia akan berhenti jika sang Bunda akan menyuapkan es krim untuknya.

BAD LUCK? (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang