Tujuh

872 252 122
                                    

Kata siapa jika hujan itu hanya untuk merenung akan rindu dan kenangan? Hujan juga bisa menjadi waktu sepasang insan untuk jatuh cinta.

Lalu apa kenangan yang kalian miliki saat hujan turun? Bermain hujan-hujanan dengan sang terkasih? Atau jatuh ke dalam got?

Lalu apa kenangan yang kalian miliki saat hujan turun? Bermain hujan-hujanan dengan sang terkasih? Atau jatuh ke dalam got?••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di belahan bumi yang lain, November menjadi bulan terakhir musim semi dan musim gugur. Belahan bumi utara yang mengalami musim gugur akan memasuki musim dingin. Bulan dimana daun-daun yang berwarna kuning kecokelatan akan berjatuhan dan meranggas sepenuhnya saat musim dingin tiba. Bulan melankolis dengan pemandangan daun-daun yang menari turun dengan anggunnya.

Sementara di belahan bumi selatan akan bersiap untuk peralihan dari musim semi menuju musim panas. Musim romantis yang membawa rasa kegembiraan dan hangatnya sinar mentari akan tergantikan dengan musim dimana udara terasa lebih menyengat dengan warnanya tersendiri. Pantai dan festival akan diburu oleh mereka seraya meneguk minuman yang menyegarkan tubuh dan pikiran.

Berbeda dengan negara tropis seperti Indonesia yang sedang dilanda musim hujan. Beruntung, November bukan bulan dimana curah hujan memasuki tahap tinggi. Hanya gerimis kecil yang terjadi sesekali dan awan mendung yang menghiasi langit sepanjang hari. Suasana yang pas untuk merenung dan bergalau ria bagi sebagian orang. Dan bagi beberapa orang, mungkin saat yang tepat untuk untuk jatuh cinta. Bukankah begitu?

Adara memandang keluar kamar saat butiran-butiran air perlahan jatuh dari langit di Hari Minggu lalu sedikit menaikkan kerah sweater bermodel turleneck dengan warna hijau army miliknya. Memandang jam dinding yang kini menunjukan pukul tujuh lebih tiga puluh lima menit, 'Masih sempat untuk membantu ibu,' pikirnya. 

Setelah menyiapkan beberapa keperluan untuk mengajari Cakra nantinya, ia melangkah keluar kamar untuk membantu sang ibu. Ratih bilang ada tetangga yang memesan dua toples kue kacang.

"Mah," sapanya saat mendapati Ratih yang sedang mencampurkan bahan-bahan untuk membuat kue kedalam wadah. 

"Dar, sini! Tolong halusin kacangnya dulu." Ratih menyuruh tanpa memandang Adara dan fokus pada adonan di depannya.

Tanpa kata, Adara menurut. Ia melangkah menuju meja dapur lalu mengambil chopper dari rak kayu di atas kepalanya lalu mulai menghaluskan kacang yang telah disiapkan ibunya. Suara gilingan terdengar di sepenjuru dapur. 

Setelah beberapa saat, ia menekan tombol off pada chopper kemudian membungkuk untuk memastikan semua kacang terhaluskan. Menyerahkannya pada Ratih lalu berbalik menuju meja makan dan segera menyiapkan plastik di atas meja untuk mencetak adonan nanti.

"Kalau Mamah kenalin kamu ke anak temen mamah, kamu mau ya!" 

Adara yang mendengar itu sontak menoleh pada ibunya. Ia mengerutkan kening bingung. "Buat apa, Mah?"

Nyonya InsecureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang