Aku menghabiskan waktu untuk mengenalmu
Aku ingin menghabiskan waktu untuk mencintaimu
Aku akan menghabiskan waktu untuk mendekapmuBiarkan aku menjadi sandaranmu seperti bintang yang bersandar di langit malam
Biarkan aku memberikanmu kebahagiaan seperti kunang-kunang di tengah gelapnya malamIzinkan aku berada di sisimu
Izinkan aku menjadi tawamu
Dan izinkan aku menjadi milikmu~ Dari Ganendra Galen Saputra untuk Sang Purti Malu, Aini Adara ~
•
•Suasana syahdu menambah khusyuk seorang pria untuk berkutat dalam pikirannya. Angin sejuk menari mengetuk jendela dan awan putih keabuan menyelimuti bumi dari pandangan semburat jingganya langit. Awan-awan itu bergerombol namun tak juga menjatuhkan liquid beningnya. Tidak ingin membasahi bumi tapi juga tidak ingin membiarkan matahari bersinar indah. Mereka diam seolah menggantung siapa saja yang bersiap membuka payung atau tidak.
Sekali lagi, Galen mencoba menghembuskan napas. Namun, usahanya tidak berhasil. Hampir satu minggu, hatinya merasa seolah diaduk hingga menimbulkan perasaan tidak menyenangkan bagi Galen. Gelisah, galau dan merana mungkin menggambarkan apa yang tengah terjadi dalam hati pria yang tengah memandang ke luar jendela di ruangannya itu. Bukannya menjadi lebih tenang, suasana di luar justru menambah kekacauan di hatinya.
Ia ingat. Bertahun-tahun yang lalu dirinya pernah berada di posisi yang sama. Saat itu, Galen tidak bisa tidur hampir berhari-hari. Ia gelisah dan takut ketika mendekati hari di mana ia akan melakukan sidang untuk tugas akhir perkuliahannya. Takut tidak bisa melakukannya dengan baik dan takut bagaimana ke depannya jika ia tidak lulus.
Kali ini, Galen takut hubungannya dengan Adara merenggang. Berbulan-bulan ia berusaha dan kini terancam hancur karena kecerobohannya. Ia telah menggunakan waktunya untuk memahami Adara. Untuk lima puluh persen, mungkin ia berhasil sehingga tahu apa yang Adara rasakan saat ini.
Gadis itu tidaklah sepolos wajahnya. Ia pintar menilai situasi hingga terlalu waspada pada sekitarnya. Terbukti dengan banyaknya pikiran dalam kepala Adara hingga berkecamuk atau dengan kata lain overthinking. Ia juga mempunyai bahu sekuat baja dengan menjadi tulang punggung keluarganya tapi ia juga serapuh daun yang mengering dalam diri. Hatinya begitu sensitif hingga semua yang ia lihat dan dengar akan masuk ke dalam relung hati dan akhirnya malah menyakiti dirinya sendiri.
Terkadang Galen merasa kesusahan dengan sifat Adara yang seperti itu. Tapi setelah melihat hubungan Adara dan keluarganya, ia akhirnya paham. Gadis itu hanya terlalu insecure karena lingkungannya sendiri. Beberapa kali Galen pernah bertemu dengan adik dan ibu dari Adara. Ketika itu, mereka tanpa sadar menyinggung Adara hingga gadis itu mendadak lebih pendiam dan melamun. Kepalanya semakin menunduk dan tatapannya terasa begitu kosong.
YOU ARE READING
Nyonya Insecure
RomanceAini Adara Bukanlah seorang gadis dengan kacamata bulat tebal bertengger di pangkal hidung yang hobinya mendekam di lautan buku. Bukan pula seorang gadis nakal yang selalu tertarik pada tantangan. Apalagi seorang gadis dengan karir cemerlang yang se...