Part 27 (✓)

21.7K 3.4K 430
                                    

Suguhan cemilan ringan serta tiga jus jeruk menghiasi pemandangan Acha dan juga Fana. Tugas kelompok dari Miss Rahma langsung mereka kerjakan tanpa ditunda. Walaupun tugas dikumpulkan minggu depan, tapi mereka berpikir semakin cepat dikerjakan akan lebih baik.

Vinda tengah mengambil mie instan di rak dapur untuk mereka masak. Mereka berencana akan memasak dan memakan mie instan bersama, meski sederhana tapi nikmat.

"Ayo masak, nih gue ada tiga mie instan."

"Masaknya jadikan satu aja, dimakannya bareng-bareng," sahut Fana.

"Boleh juga," sahut Acha dan Vinda.

Dapur Vinda lumayan luas, mereka bertiga membagi tugas memasak. Acha memotong sayur sawi, Fana mengiris cabe untuk cita rasa pedas dan Vinda menyiapkan air rebusan.

Mereka bertiga memasak mie sambil bercanda gurau. Kebetulan orang tua Vinda sedang sibuk jadinya mereka lebih leluasa dan tidak canggung. Vinda menyiapkan nasi untuk dimakan bersama mie.

Setelah semua sudah siap, mereka makan bersama di ruang makan.

"Tumben tadi lo telat, Cha,"celetuk Fana.

"Ada masalah sedikit tadi di kos," alibi Acha. Dia tidak mau kedua sahabatnya khawatir padanya karna ulah Riska tadi pagi.

"Biasanya siswa yang telat bakalan kena hukum Bu Lidia. Hormat bendera tengah lapangan kalo gak gitu lari lapangan,"

"Iya, tapi kok lo nggak Cha?"

Bukannya Vinda berharap Acha di hukum, tapi aneh saja jika seorang Acha bisa lolos dari Bu Lidia apalagi Acha anak baru di sekolah mereka. Karna tidak semua murid bisa lolos dari guru BK yang killer itu kecuali Riska ataupun Arjuna.

"Tadinya sih, Pak Satpam gak bukain pintu buat gue."

"Tapi pas Arjuna dateng, tiba-tiba aja beliau membukanya dengan senang hati,"

"Arjuna?"

Pekik Vinda dan Fana, mereka saling berpandangan satu sama lain.

"Jadi, lo tadi bareng si Junaedi?"

Acha mengangguk.

"Tapi kok dia gak masuk kelas?"

"Masuk sebentar bareng gue, pas kalian ke kamar mandi."

"Untung aja lo bisa ikut ulangan, kalo gak udah pasti bakal dapet nilai dibawah KKM,"

Acha mengangguk menyetujui ucapan Fana. Dia menghentikan makannya dan menatap kedua temannya secara berganti.

"Tapi, kenapa peraturan sekolah yang harus dipatuhi oleh semua murid tidak berlaku pada Arjuna?"

"Ya.. Karna Junaedi sama kayak Riska, mereka sama-sama memiliki kekuasan. Bedanya, Junaedi lebih positif daripada Riska," sahut Fana.

"Tapi tetep aja Riska lebih berkuasa diatas Junaedj, kalo aja orang tua Arjuna gak menuruti setiap ucapan Riska, pasti Junaedi udah melawan kejahatannya Riska,"

"Kok bisa?"

"Karna Riska anak emas kedua orang tuanya Junaedi,"

"Anak emas?"

"Si Junaedi berteman sama Riska dari kecil. Pas udah gede si nenek lampir malah demen ama Junaedi, jadinya apapun pasti dilakukan si nenek lampir cap iblis untuk mendapatkan hati Junaedi. Ditambah lagi, orang tua Junaedi sayang banget ama tuh anak,"

"Orang tua Junaedi pasti bakal nurutin permintaan Riska."

"Jadi, Junaedi terpaksa harus menurut sama ucapan Riska karna Bundanya, kalau Junaedi nolak pasti Ayahnya bakal marah besar,"

DIA ACHA (PUBLISH ULANG)Where stories live. Discover now