Part 26 (✓)

22.6K 3.2K 267
                                    

Happy Reading.

"Kita sama namun berbeda."

Arista Chantika

.
.
.
.


Mentari pagi menyambut hangat melalui celah gorden kamar kost tempat Acha tidur. Masih pukul 6 pagi, namun matahari sudah mulai naik.

Acha membuka matanya perlahan, lalu duduk diatas ranjang tidurnya sedikit malas. Nyawanya belum terkumpul sempurna, tapi ia mencoba untuk berdiri tegak. Walaupun sedikit sempoyongan, Acha berjalan menuju kamar mandi dengan hati-hati.

Sekarang adalah jadwal piketnya, dan dia berencana untuk berangkat lebih pagi dari biasanya.

Selama kurang lebih lima belas menit Acha keluar dari kamar mandi lengkap dengan seragamnya. Acha melihat pantulan dirinya di cermin.

"Apa kabar kamu?"

"Masih bisa bertahan kan?"

"Jangan menyerah dulu, permainan ini masih berlanjut."

Acha bermonolog pada dirinya sendiri dengan senyum semangat sembari menata rambut keritingnya.

"Kamu adalah kamu," dia menunjuk dirinya di pantulan cermin.

"Aku adalah aku," ucap Acha menunjuk diri sendiri.

"Kita sama namun berbeda."

Acha terkekeh geli melihat dirinya sendiri yang sedikit 'aneh'. Tapi hal itu membuat Acha lebih semangat menjalani kehidupannya yang berbeda.

Tangan Acha sedikit pegal karna belum selesai juga mengepang rambut keritingnya. Setelah selesai dengan urusan rambutnya, Acha meraih kacamata dan memakainya.

"Semua sudah lengkap, mari kita berangkat Acha."

***

Hujan deras semalam membuat jalanan sedikit becek. Walaupun aspal, tetapi banyak lubang dimana-mana, hingga Acha harus membelokkan sepedanya berkali-kali guna menghindari lubang tersebut.

Tak banyak kendaraan yang lewat, Acha lega karna sedikit lagi ia akan sampai di sekolah dengan selamat.

Eitss!! Jangan senang dulu, karna di belakang Acha ada sebuah mobil yang sudah mengincar dirinya dari tadi namun Acha tidak menyadarinya.

Saat ada lubang yang lumayan besar, Acha mengayun sepedanya ke sebelah kiri. Bel mobil terdengar dari arah belakang.

Mobil itu melaju cukup kencang menerobos lubang itu hingga airnya muncrat sempurna mengenai tubuh Acha. Seragam putih abu-abu nya kini menjadi berwarna coklat.

Karna terkejut, Acha oleng dari sepeda dan jatuh. Kacamatanya pun juga jatuh entah kemana. Sayang sekali Acha terjatuh dijalan yang tidak di aspal dan kebetulan becek.

Acha meraih kacamata yang tak jauh dari tangannya. Namun, tiba-tiba seseorang menginjak kacamata Acha dengan kakinya.

"Ups," kata orang itu.

Walaupun tidak memakai kacamata, Acha masih bisa melihat siapa dia dengan jelas.

"Riska?"

"Halo Achabe, sorry banget ya, tanpa sengaja gue udah buat lo jatuh."

"Niatan gue mau nolongin lo, tapi gak sengaja kacamata lo ke injek kaki gue," ucap Riska menyesal yang dibuat-buat.

"Lo pasti sengaja kan?!"

DIA ACHA (PUBLISH ULANG)Where stories live. Discover now