Part 38

20.9K 3K 144
                                    

Arjuna duduk dikursinya dengan wajah murung. Sejak dia menginjak kaki disekolah, cowok itu mengatupkan rahang dan tidak membalas sapaan dari teman-temannya seperti biasa.

Mereka juga tidak berani untuk mengajaknya bicara termasuk Doni, Keynan dan Satria. Ketiganya juga ikut dalam diam.

Bohong jika Arjuna tidak kesal. Bohong jika Arjuna tidak marah. Bohong jika Arjuna tidak malu saat dirinya jatuh di tangan mantan sahabat yang ia permalukan kala itu.

Arjuna akan membalas dendam pada musuh yang berbuat itu padanya jika dia bukan Syifanya. Sekalipun dia sudah membuat Arjuna bertekuk lutut tapi Arjuna tidak akan memperlakukan Anya seperti dulu, walaupun dia sudah tidak menganggap Arjuna sebagai sahabatnya lagi tapi Arjuna masih menyayangi cewek itu seperti dulu.

Dia menyesal karna tidak mempercayai sahabat kesayangannya kala itu. Sekarang dia hanya bisa meratapi kesedihannya. Arjuna kecewa pada dirinya sendiri.

Cewek cupu berambut kepang melangkahkan kaki menghampiri cowok yang tengah melamun di kursi belakang. Semua orang memandang dia bingung dan kesal. Dia berani menghampiri Arjuna dalam mode tidak ingin diganggu.

Doni mengerutkan dahi memandang Acha. "Ngapain lo disini?" dia sedikit berbisik-bisik takut menganggu Arjuna.

Acha hanya tersenyum dan mengangkat bahunya tanpa menjawab pertanyaan Doni. Cewek itu semakin mendekati Arjuna hingga berada disampingnya.

Arjuna masih belum menyadari kehadiran Acha. Dia terus menatap ke depan tanpa berkedip. Otot-otot ditangan Arjuna muncul di permukaan kulit, sepertinya dia sangat ingin meluapkan emosinya tapi tak bisa.

Teman-temannya pun tidak ada yang membuka suara sekecil pun. Takut hal tersebut akan menganggu Arjuna. Tapi cewek cupu itu malah menantang singa jantan ganas.

Mereka sedikit was-was dengan Acha. Begitu juga dengan Vinda dan Fana yang baru masuk kedalam kelas, keduanya melebarkan mata melihat Acha sudah berada di samping Arjuna. Mereka menerka-nerka apa yang akan terjadi pada cewek cupu itu selanjutnya. Apakah dia akan selamat dari amukan sang Arjuna?

"Arjuna," panggil Acha lirih sedikit khawatir dan gelisah.

Arjuna melirik Acha. Dia menatap cewek itu dari atas sampai bawah. Tatapan Arjuna sangat mengerikan bagi Acha. Cewek itu menarik nafas untuk menetralisir ketakutannya.

"Apa?" ketus cowok itu.

Mereka tidak menyangka meskipun Arjuna sedang menahan emosi tapi dia mau membalas panggilan Acha. Cewek cupu itu cukup senang meskipun Arjuna kini menatapnya dengan tatapan ganas. Sedikit gelisah dan takut, namun Acha tetap memasang wajah tenang.

Acha menggaruk tengkuknya, dia mendadak gugup seketika. "E- gu- gue lupa belum kasih lo kado,"

Entah kenapa emosi cowok itu sedikit memudar setelah melihat cewek cupu itu. Padahal jika dia bukan Acha, pasti Arjuna sudah menghajarnya habis-habisan karna sudah mengganggu ketenangannya.

Dia benci melihat kehadiran si cupu. Dia selalu ingin membuat cewek itu marah dan kesal, tapi disisi lain dia juga merasa aneh pada dirinya, kenapa dia tidak bisa membully Acha karna perintah Riska kala itu yang memerintahkan untuk membuat Acha jadi pembantunya.

Sebenarnya ada apa dengan Arjuna?

Hatinya berkata untuk Audy, namun kenapa Acha juga seperti memiliki magnet untuk menarik perhatian Arjuna? Entahlah, Arjuna sendiri juga bingung dengan keadaan ini.

Arjuna menaikkan satu alisnya. "Kado?"

Acha mengangguk antusias. Cewek itu membuka tasnya. Apa yang dilakukan Acha tak luput dari semua orang. Mereka memperhatikan cewek cupu itu dengan seksama.

DIA ACHA (PUBLISH ULANG)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ