Part 40

24.8K 3.2K 724
                                    

Kaki jenjang itu mulai menaiki anak tangga sebuah gudang tua tak terpakai ditemani salah satu bodyguard.

"Dulu, ini adalah tempat Nona Syifanya diculik."

"Hm, aku tau," jawabnya singkat. Sebelum pria itu memberitahunya, dia sudah mencari informasi sebelum menjadikan tempat ini sebagai sasaran mangsa.

"Dua cewek waktu itu juga yang menculik--"

"Menculik Acha disini kan?"

Pria berbadan kekar itu mengangguk sedikit bingung karena ternyata majikannya sudah mengetahui informasi itu.

Dia memperhatikan seluruh isi gudang ini. Sebelum ia menaiki tangga, dia melihat dua tali tampar masih terpampang indah disebuah ruangan gelap dan masih sedikit berantakan akibat bekas penculikan. Dia yakin pasti itu salah satu milik penculik yang lupa dibawa pulang.

Rambut hitam lurusnya yang tergerai diterpa angin dari jendela. Sudah lama dia tidak datang kekamar khusus miliknya disini. Tempat eksekusi para mangsa.

Dia terus berjalan. Tangannya memegang lipstik berwarna merah maroon. Sepatu heels yang ia kenakan menciptakan suara melengking nyaring dan menakutkan. Siapapun pasti akan mengira suara itu milik sepatu hantu gentayangan jika tak ada yang tau dia disini.

"Bapak sudah menjalankan misi dengan sangat baik,"

"Terimakasih Nona Audy,"

"Aku gak nyangka, acting Bapak jadi bodyguard Arjuna sangat bagus," Audy terkekeh mengingat kejadian saat pria itu dipukul bola kasti plastik dan berpura-pura pingsan.

Pria berbadan kekar menggaruk tengkuknya, dia sedikit malu Audy memuji actingnya kala itu.

"Tetap awasi gerak gerik mereka Pak Jaka, karna saat ini Riska juga membawa lima bodyguard yang mengawasinya dari jauh,"

Pak Jaka mengangguk patuh, "Siap Nona, saya akan terus mengawasi mereka."

"Apa Gendis sudah tau kalau pelakunya itu aku?"

Pak Jaka menggeleng pelan, "Tidak Nona, sepertinya dia sudah melupakan kejadian itu dan tidak mencari tau lebih lanjut,"

Cewek itu menyunggingkan sudut bibirnya. "Baguslah kalau begitu,"

Audy menghentikan langkahnya sejenak hingga membuat Pak Jaka memundurkan langkahnya. "Oh iya! Jangan lupa buat siapkan kado istimewa buat Arjuna ya, karna kemaren aku belum sempat kasih kado spesial yang kedua setelah pertarungan,"

Pak Jaka mengangguk, "Emh," Pak Jaka nampak berpikir, "Mau disiapkan kado apa Nona?"

"Nanti akan aku kasih tau,"

Audy melanjutkan jalannya. Dia tidak sabar ingin cepat sampai disana.

Senyum smirk terpatri diwajahnya ketika melihat pintu kamar tuan putri. Dia menghentikan langkahnya lalu menatap bodyguard belakang.

"Aku mau kekamar tuan putri dulu, Bapak silahkan jaga di depan pintu ini."

"Siap laksanakan Nona Audy,"

DIA ACHA (PUBLISH ULANG)Where stories live. Discover now