Al'42 🌻

46 8 0
                                    

Ditempat lain, tepatnya di kediaman Bintang, mendung begitu terasa, malam ini Rhysaka menyempatkan diri untuk pulang mengambil beberapa baju ganti milik Bintang dan miliknya, Raya dan Adi sudah mengambil baju mereka tadi siang, saat sampai lantai dua, ia menatap pintu kamar adiknya itu, yang biasanya selalu terbuka menampilkan bintang dengan rambut acak-acaknnya karena pusing saat mengerjakan soal fisika, sekarang pintu itu tertutup rapat, ia membuka pintu kamar Bintang, wangi khas adiknya itu langsung menyeruak, ia menyusuri kamar milik adik kesayangannya. Rhysaka meraih sebuah figura yang ada di meja belajar bintang, itu fotonya dengan Bintang saat menghadiri pesta pernikahan sepupu mereka, disana bintang terlihat cantic dengan balutan kebaya berwarna cokelat dan dirinya memakai batik berwarna cokelat juga, dalam foto itu mereka tidak terlihat seperti seorang adik-kakak, tpai terlihat seperti sepasang kekasih. Ia terkekeh kecil kemudian meletakkan kembali figura tersebut, matanya beralih pada deretan sticky yang tertempel disebuah karton di dekat meja belajarnya,

kata abang rhy gak boleh nyerah’

‘perjuangkan apa yang menurut kamu suatu kebanggaan, jangan patah semangat

-pak rhy-‘

‘pokoknya gue mau ke korea ketemu lee min ho sama ji chang wook’

‘setiap yang hidup pasti punya kesempatan, termasuk kamu, so, don’t give up!’

Begitulah isi dari beberapa sticky yang Rhy baca, matanya kembali meneteskan air mata,

“abang sayang kamu tang, sayang banget” gumamnya pelan kemudian terisak disana.

Setelah membersihkan diri, Rhy mengemas beberapa pakaian bintang dan juga miliknya, setelah siap, ia buru-buru kembali ke rumah sakit. Saat diperjalanan, ia melihat deretan penjual bunga, ia kembali teringat perkataan bintang tempo hari yang meminta untuk dibelikan bunga. Setengah jam kemudian ia sampai di rumah sakit, Raya dan Adi tampak sedang duduk di sofa sembari melamun, air mata terus membuat jejak dimata Raya, Rhy menghela nafas Panjang, jika semuanya terus seperti ini, siapa yang akan menguatkan bintang,

“papa sama ibu udah makan?” tanya Rhy,

“belum rhy, kamu udah?” jawab Adi,

“rhy juga belum makan, kebetulan ini rhy beli nasi goreng, kita makan bareng-bareng ya”

“iya makasih rhy” ucap Adi, setelah meletakkan tas disofa dan kresek berisi tiga bungkus nasi goreng di meja, Rhysaka berjalan mendekat ke ranjang bintang, ia mengecup lembut dahi adiknya itu kemudian meletakkan buket bunga yang ia beli tadi

“hei, nih abang udah beliin bunga buat kamu, cepet bangun ya, ntar keburu bunganya layu loh” biskiknya dengan suara parau, setelah selesai, Rhy bergabung dengan kedua orang tuanya untuk menyantap makan malam,



***



Sudah satu minggu bintang koma, dan sampai saat ini belum ada tanda-tanda bintang akan sadarkan diri atau pun telah melewati masa kritisnya. Semua murid 11 Mipa 3 masih muram, di dalam kelas semuanya hening, tidak ada kelakar tawa atau tingkah aneh-aneh dari mereka semua, setiap jam istirahat atau pun jam kosong mereka semua menghabiskannya dengan termenung, sesekali tertawa kecil kemudian terdiam lagi.

Seperti jam istirahat kali ini, geng Alkena berkumpul seperti biasa di kantin, namun tidak seperti biasanya mereka membuat rusuh kantin, kali ini mereka hanya duduk diam,

“sumpah ya, kelas sepi banget gak ada bintang” ucap Satya

“beneran, lo liat aja anak-anak, gak ada satu pun dari mereka yang keliatan ceria” tambah Diki

Alkena [END] Where stories live. Discover now