Al'16🌻

75 9 0
                                    


Definisi sempurna adalah ketika hidupmu dikelilingi orang yang
menyayangimu dan kamu sayangi

-Alkena-





Raya menggebrak meja ruang tamu rumahnya, Bintang duduk sembari menunduk di sofa,

“puas kamu? Malu-maluin ibu lagi? Jadi preman hah?” bentaknya,

“sumpah demi apapun ibu kecewa sama kamu, kamu mau jadi apa sebetulnya? selalu bikin rusuh, bikin pusing, ngotorin nama ibu lagi, kapan kamu mau bikin ibu seneng gara-gara prestasi?” ,

“maaf” lirihnya,

“maaf kamu gak guna, nama ibu kotor! Pekerjaan ibu ngedidik anak yang nakal tapi anak sendiri malah kaya preman, gak tau kamu ini anak siapa, rendah sekali, anak guru BP terlibat perkelahian” ucapnya sembari beranjak meninggalkan rumah,untuk kembali menyelesaikan masalah di sekolah, ia tidak tau, disekolah hampir semua guru memuji Bintang karena caranya membela orang tuanya itu, mereka sudah tau kebenarannya, bahkan Rhysaka, rasa penyesalan karena membentak Bintang tadi memenuhi dadanya.

setelah bel pulang berbunyi Raya langsung menyeret bintang pulang tanpa mendengarkan penjelasan bu Irma yang menangani masalah ini.  tangis Bintang pecah saat itu juga, bahunya sangat bergetar,

“kenapa?” tanya Adi lembut sembari merangkul putri kesayangannya, ia terkejut saat melihat Raya menyeret Bintang dengan marah seperti tadi.

“bintang mau ikut papa aja, bintang masuk akmil aja ya pa” rengeknya,
Adi mengusap lembut bahu anaknya,

“sstt, kalau mau memutuskan sesuatu jangan pas lagi marah, harus saat pikiran kamu jernih ya”

“bintang salah terus pa”

“masalahnya apa? Coba cerita sama papa” Adi melonggarkan pelukannya, kemudian bintang menceritakan apa yang terjadi disekolah hari ini, Adi terkekeh kecil mendengar keberanian putrinya memukul anak laki-laki bahkan sampai bibirnya sobek,

“kamu itu, jiwa lakinya masih melekat” ucap Adi

“ya abis enak aja main ngata-ngatain, kan aku marah pa”

“iyaa, kamu gak salah kok, papa ngerti Cuma mungkin ibu sama abang itu kaget, peri kecilnya kok bisa sampe seberani itu mukul orang, makanya mereka marah, maklumin ya, pikiran mereka lagi gak jernih sekarang”

Bintang meredakan isakannya kemudian menunduk,

“mending sekarang ganti baju, kita makan diluar, papa traktir”

“beneran?” tanya bintang dengan mata berbinar

Adi mengangguk, “tapii, kita cek up dulu seperti biasa”

“iya deh, bintang ganti baju dulu yaa”
“iyaa” jawab Adi, ia tersenyum melihat keceriaan di wajah Bintang, sesuatu yang terus Adi jaga dari Bintang kecilnya yang rapuh.


Malam harinya Rhy pulang dengan tergesa-gesa, yang ada di pikirannya saat ini hanyalah satu, yaitu Bintang, ia membuka pintu kamar adiknya, pemandangan pertama yang ia lihat adalah adiknya itu sedang menyumpal hidungnya dengan tissu

“mimisan lagi?” tanyanya, Bintang menoleh terkejut

“abang”

“kamu mimisan lagi?” tanya Rhy, wajahnya terlihat sangat panik

“i-iya, udah biasa kan,” jawab bintang pelan, Rhy memeluk Bintang erat, sedangkan bintang masih terdiam bingung,

“abang ke-napa?”

Alkena [END] Where stories live. Discover now