Al'25🌻

53 8 0
                                    


“tatang, pulang sekolah gak ada temen kan?” ucap Alkena saat bel pulang berbunyi, mereka sedang berjalan di koridor kelas saat ini,

“kenapa emang?”

“bareng gue yuk”

“gak ah”

“yaelah tang ngiritt, kuy” ajak Alkena lagi,

“enggak Alkenaa”

“bukannya lo doinya saphira?” tanya vina,

“heh enak aja, gak kenal gue”

“gak kenal tapi kok nganterin pulang” cibir salsa

“kan gue udah jelasin waktu itu kenyataannya sa” jawab Alkena memelas, salsa hanya menye-menye, sedangkan Bintang menggelengkan kepalanya, pusing.

“bintang” panggil seorang guru, Bintang menoleh

“saya mau ada perlu ke pak Rhy, kamu mau pulang bareng saya?” tawarnya, Bintang terdiam sesaat, memastikan apa ini mimpi atau bukan,

“boleh pak” jawab Bintang, Reza tersenyum

“yaudah, bentar saya ambil mobil dulu, kamu tunggu didepan gerbang aja ya” ucapnya, Bintang mengangguk sembari tersenyum, jantungnya berdegup kencang,

“anjir tang gak nyangka gue” ucap salsa

“ya Allah akhirnya hamba pulang sama doi” teriak Bintang histeris

“pokoknya lo kudu traktir besok siah gak mau tau” ucap Vina,

Bintang melompat-lompat kecil kegirangan persis seperti anak kecil, sedangkan dibelakangnya Alkena menatap sendu,

“eh gue deg-degan anjir aduh gimana ini” ucapnya heboh yang kemudian mendapat jitakan dari salsa

“alay siah, udah sana noh mobil pak Reza udah maju” ucap salsa, tak lama mobil berwarna putih itu berhenti didepan Bintang, tanpa disangka, Rhy membukakan pintu mobilnya untuk Bintang dari dalam,

“yuk” ajaknya,

Bintang mengangguk kemudian masuk ke mobil Reza, beberapa siswi nubas menatapnya cengo, termasuk salsa dan Vina

“anjir gue deg degan anjir, astagfirullah” batinnya setelah duduk, ia menoleh ke sampingnya tampak Reza sedang focus menyetir,

“bapak ada perlu apa ketemu pak rhy?” tanya Bintang memecah keheningan sekaligus kegugupannya, Reza menoleh kemudian tersenyum, sungguh ketampanan gurunya itu berlipat ganda,

“kalo dirumah manggilnya tetep bapak?” tanyanya mengalihkan

“ehh- enggak sih, Cuma ya gak enak aja manggil nama didepan bapa”

Reza tersenyum “maaf ya pesertanya gak jadi kamu”

Bintang terdiam sejenak, ia memang masih merasakan sakit karena gagal dipilih menjadi peserta lomba puisi padahal sudah berlatih lama, dengan Reza tentunya

“ya gapapa pak, bukan rezekinya aku haha”

“iyasih, saya keinget kamu terus tau waktu kemarin disana” ucapnya tanpa menoleh kearah Bintang, ia tidak tau kalau wajah murid disebelahnya ini sedang memerah menahan baper

“hah? Keinget gimana?” tanyanya pelan,

“iya inget terus sama kamu, waktu liat dira gagal terus kaya mau nangis, ya saya mikir kayaknya kamu juga sakitnya kaya gitu gitu,”

“ahaha, gapapa kok” bintang tertawa kikuk sembari menggaruk tenguknya yang tak gatal, Reza tersenyum, ia memang merasa bersalah pada Bintang,

“tapi kamu gapapa kan? Gak marah sama saya?”

Alkena [END] Where stories live. Discover now