Al'23🌻

53 5 0
                                    

Masa lalu itu hanya untuk dikenang dan dijadikan pelajaran, bukan untuk diingat-ingat dan menjadi kesedihan

-Alkena-

Acara selesai, sekarang Bintang dan Alka sedang duduk di kursi taman sekolah Alka, menikmati angin yang berembus begitu sejuk, mereka sedang melihat-lihat hasil foto yang mereka ambil tadi, Bintang sedikit terpaku pada sebuah foto, disana Alkena Bintang dan Alka sama-sama tersenyum manis kearah kamera dengan posisi Alka berdiri ditengah,

'kok kek foto keluarga' batinnya, ia menyadari betapa tampannya Alkena disana, ia lalu menepis jauh-jauh pikiran tersebut,

"kak Alka pamit dulu ya, barusan dipanggil guru-guru" ucap Alka

"iya, hati-hati" ucap Bintang, Alka kemudian berlari menuju teman-temannya yang sedang berjalan menuju ruang kelas mereka,

Bintang menatap langit sembari menghirup udara segar disana, tadi Alkena pamit ke toilet itu sebabnya ia hanya berdua dengan Alka tadi, sangat menyenangkan bisa membuat seseorang bahagia karena dirinya, kata-kata yang diucapkan oleh actor kesukaannya dalam sebuah film berputar,

'siapa tau besok ada atau tiada'

Iya benar.

"es krim?" ucap seseorang sembari menyodorkan es krim ke depan matanya, bintang menoleh siapa lagi kalau bukan Alkena, matanya memicing

"lo gaada masukin racun-racun gitu kan?"

"astagfirullah tang, lo curigaan mulu sama gue" ucap Alkena memelas,

Bintang terkekeh

"becandaa, baperan lo" ucapnya sembari menerima es krim dari tangan Alkena

"thanks" ucapnya lagi, Alkena tersenyum kemudian ikut duduk disamping Bintang.

"tang" panggil Alkena,

"hemhh?"

"lo kok mau hadir di acaranya Alka?" tanya Alkena serius, ia menatap Bintang lekat

"gue gak mau aja liat Alka kecewa"
Alkena diam,

"lagian Alka bilang katanya papanya gak bisa datang, jadi yaudah gue kesini, lagi males juga kalo ke sekolah liatin yang mau lomba"

"makasih ya, gue belum pernah liat Alka sebahagia itu" terdengar nada keseriusan disana, Bintang menoleh ia melihat Alkena menatap lurus kedepan, tatapannya terlihat kosong

"al, are you okay?" tanya Bintang pelan, Alkena menoleh kemudian tersenyum tipis

"wanna tell me something?" tanya Bintang lagi,

"can I trust you?" tanyanya lirih, Bintang mengangguk

"don't worry I can keep secret" , Alkena tersenyum, ia menghela nafas Panjang sebelum berucap,

"setelah ibu meninggal, suasana rumah benar-benar berbeda, papa gak peduli lagi sama anak-anaknya, dia lebih mentingin perusahaan dan lagi, dia lebih pro ke istri barunya daripada ke kita" tuturnya, Bintang tau Alkena memang punya ibu tiri, ia pernah membaca sebuah tabloid yang mengatakan kalau Mahesa menikah lagi,

"mereka nikah 6 bulan setelah ibu meninggal, perempuannya itu Lastri Naraya, tanpa persetujuan gue sama kak fina apalagi Alka, semenjak ibu sakit-sakitan perempuan itu selalu ada dirumah, bantu ngurus rumah, ngurusin gue, ngurusin keperluan papa, dan gue gatau apa maksudnya, gue pikir ya karena Lastri itu sahabatnya ibu, waktu pemakaman sampai tahlilan ibu selesai dia selalu ada dirumah , tapi 6 bulan kemudian, dia dikenalin papa sebagai calon istrinya" tutur Alkena, Bintang terdiam ia mulai mengerti,

Alkena [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang