Al'13🌻

78 7 2
                                    

“SELAMAT PAGI PENGHUNI MIPA 3” teriak Satya di ambang pintu kelas,

“tumben maneh geus datang” ucap Sefty, Satya melirik jam di dinding yang menunjukkan pukul tujuh kurang sepuluh menit

“oh iya kepagian gue, ah sial” ucapnya yang langsung dihadiahi tabokan buku oleh Salsa

“lima menit lagi bel bego, kepagian dari mananya?!” ucap salsa sarkas,

“yehh buat gue tuh ini kepagian” jawab satya sembari melangkah santai menuju kursinya, lalu berhigh-five dengan siswa laki-laki,

“alkena mana?” tanya Aliv

“ntar abis bel juga nyampe” jawab satya, namun tak lama Alkena datang dengan wajah so coolnya,

‘tapi emang cool sih’

“lohhh kok lu dah nyampe ken, biasa juga ntar abis bel” ucap satya heboh,

“tumben lo gak telat” ucap Diki,

“pengen aja nyobain datang pagi” jawabnya enteng, kemudian menyimpan tasnya, ia tidak melihat tas bintang disana, ia mencari perempuan itu sampai pandangannya jatuh ke depan pintu, disana Bintang dengan restu sedang mengobrol sembari tertawa, Restu juga terlihat mengacak rambut Bintang pelan sebelum pergi,

“ekhem keselek garpu” ucap Diki menyindir, Alkena memilih untuk tidak banyak bicara, ia merasakan sesuatu yang menyesakkan di dadanya

apaan ini?! Masa iya gue cemburu

"ngapel mulu deh masih pagi" cibir Alkena saat Bintang sampai dibangkunya,

"iri bilang bos! " jawab Bintang cuek,

"aw! " ucap satya

"ada yang patah tapi bukan ranting gais" sindir Diki, sedangk Alkena hanya mencebikkan bibirnya,

"ngapain gue iri," ucapnya ketus,

Bintang hanya menye-menye kemudian duduk dikursinya,
Tak lama Rhysaka memasuki kelas kemudian memulai pelajaran fisika. Dua jam pelajaran dilewati dengan keheningan, lebih tepatnya kebingungan, Rhy menjelaskan tentang materi gelombang elektromagnetik didepan, namun kebanyakan siswa memilih untuk berpura-pura mencatat mereka tidak berani memainkan ponsel karena Rhy berubah kejam saat mengajar, sebisa mungkin mereka terlihat memperhatikan padahal pikirannya melayang entah kemana, termasuk adiknya sendiri, Bintang, ia lebih memilih melanjutkan sketsanya sembunyi-sembunyi sambil sesekali mencatat rumus kemudian manggut-mamggut saat Rhy bertanya mengerti atau tidak,

“oke waktunya habis ya, kita lanjutkan di pertemuan berikutnya” ucap Rhy sembari membereskan alat tulisnya,

“ya pakk” jawab seluruh siswa

‘alhamdulillah’  batin seluruh siswa

“oh ya, Alkena kamu ikut saya ke ruang guru sekarang”

Alkena yang tengah memainkan pulpen sembari menempelkan kepalanya di meja mengerjap terkejut,

“lohh kenapa pak? Perasaan saya gak bikin salah”

“muka lo kan emang muka penuh dosa ken” celetuk satya yang mengundang gelak tawa seisi kelas

“iya deh satya suci aku penuh dosa” ucap Alkena dramatis, bintang menepukkan buku sketsanya pada bahu Alkena

“lebay lo”

“enggak, ada yang mau saya omongin aja” ucap Rhy,

“ohh, siap pak!” ucapnya kemudian bangkit mengekori Rhysaka, Bintang beranjak dengan semua teman-temannya menuju kantin.

Alkena [END] Where stories live. Discover now