Al'58🌻

46 9 0
                                    


Keduanya mampir ke salah satu warung angkringan untuk makan malam, kali ini warung sate yang mereka pilih, keduanya menikmati sate ayam yang mereka pesan dengan tenang, sesekali Alkena melontarkan jokes receh yang membuat Bintang tergelak, atau Alkena yang tertawa melihat kepolosan Bintang. Tak henti-hentinya Alkena memandangi perempuan di depannya ini, bibirnya terus tersenyum dan hatinya merasa begitu bahagia, ia bahkan tidak pernah menyangka akan kembali merasakan kebahagiaan seperti ini setelah ditinggalkan ibunya.

Baginya, Bintang terasa seperti rumah, perempuan itu bisa membuat egonya turun, selalu berhasil membuatnya tenang saat ia menghadapi masalah, dan tentunya selalu berhasil membuatnya kembali tersenyum saat ia terluka.
Sadar diperhatikan, Bintang mendongak kemudian menghentikkan aktivitas makannya,

“kenapa liatin gue?” tanya Bintang, Alkena menggeleng pelan sembari terus tersenyum

“lo cantik” jawabnya spontan

“apasih”

Alkena terkekeh kecil, “serius tang, lo cantik, gak bohong gue”

“ih gue pake baju teddy bear gini masa iya cantik, lo mah ngegombalnya kelewatan”

“justru lo jadi keliatan lucu, jadi gemes pengen gue cium” ucapnya membuat Bintang memelototkan matanya,

“gue tusuk ya mata lo” ucapnya galak,

Alkena tertawa lebar “becandaa ih, tenang aja gue gak bakalan nyuri start sebelum halal”

Bintang jadi ikut tertawa, “kok bisa y ague ketemu cowok kayak lo” ucapnya

“iya yaa hahah, udah takdir kan”
“nyesel gak lo ketemu gue?” tanya Alkena,

“emm, awalnya sih nyesel. Tapi lama-lama malah kangen hahaha”

“eh sianjirrrr udah pinter ngegombal ya neng haha” ucap Alkena sedikit terkejut, Bintang tertawa lebar,

“tang, lo percaya gak cinta pada pandangan pertama?”

“enggak sih kalo sama lo,”

“loh kenapa?”

“ya soalnya waktu pertama kali ketemu lo minjem duit sama gue” jawaban Bintang membuat Alkena terkekeh,

“ya terus kenapa lo mau minjemin duit coba?”

“nah itu gue gak ngerti, mungkin karena gue terlalu baik”

“dih geer banget neng, kok pedenya jadi tinggi gini diajarin siapa siii?”

“Diajarin elo lah” jawab Bintang sembari memeletkan lidahnya, Alkena tertawa kecil

“tang”

“hemhh?”

“tetep disisi gue ya, jangan pergi” pintanya lembut, Bintang terenyuh, ia tersenyum kemudian mengangguk,

“gue enggak bakalan pergi kalo bukan lo yang suruh”, Alkena tersenyum, sungguh, ia tidak ingin kehilangan Bintang.


Satu tahun yang lalu...

Weekend kali ini ia tidak menghabiskan waktu dengan berkumpul Bersama teman-temannya, ia memilih pergi ke sebuah toko buku untuk membeli novel terbaru yang sudah ia incar sejak lama. Alkena berjalan santai memasuki toko buku itu, seperti biasa ia terlihat keren, memakai kaos biru navy yang dibalut jaket hitam, celana jeans senada dengan jaketnya dan sepatu vans. Aroma khas buku-buku langsung menyeruak ke penciumannya kala memasuki toko buku.
novel incarannya itu masih bertengger manis di barisan Best seller toko buku dan beruntungnya ia karena buku itu hanya tersisa satu lagi,  ia mengambil buku tersebut, namun tidak langsung membayarnya,  ia berjalan jalan terlebih dulu kedalam,  untuk melihat lihat buku lain.

Alkena [END] Where stories live. Discover now