17: Damare Konoyarou!

264 26 194
                                    

RATHER THAN HIM 彡Damare Konoyarou!; shut up you bastard!SaiShimuraSai

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

RATHER THAN HIM
Damare Konoyarou!; shut up you bastard!
SaiShimuraSai

.
.
.


Kejadian menyebalkan kadang turun tanpa diundang, serupa hadiah yang tak pernah diharapkan. Namun bisa jadi pula memiliki kemungkinan sangat besar untuk melahirkan gelombang kejut di tengah situasi canggung yang baru saja hekang, seperti sekarang. Mereka gelagapan. Sasuke lantas mengubah posisi, wajahnya diselubungi semburat merah jambu pada masing-masing pipi. Shimura semakin menunduk, rapat-rapat memeluk lutut seakan kakinya bisa lenyap meninggalkan tubuh ramping tersebut kapan saja tanpa seizin pemiliknya.

Itachi tak bisa menyahut, bibirnya kelu dan seperti di drama-drama televisi, dia menjatuhkan benda yang dipegangnya (entah sengaja ataukah tidak) supaya mendramatisasi situasi. Mulut menganga, mata membelalak tanpa kedip, sulung Uchiha tersebut terlalu banyak menonton tayangan sinetron sehingga jadinya begini.

Lama-lama, Sasuke kesal sendiri, berdecak marah satu kali. "Hei, Aniki! Tidak usah bersikap dramatis seperti itu, seolah yang kau lihat adalah Neraka di depan mata." Kendati masih merasa malu, pria Uchiha satu itu membuang muka dengan murka, sebenarnya tidak tahu pula harus bereaksi macam apa. "Bersikaplah seperti biasa!"

"Itachi-san ... datang membawakan handuk?" Sai bertanya, memecah gelombang topan penuh ilusi laknat dalam kepala Itachi, sementara Sasuke yang sadar si pucat tengah berusaha mengalihkan topik pembicaraan, segera mengikuti alur dengan berkata, "Iya, dan kenapa kau masuk seenaknya begitu? Mau mengintip?!"

Itachi berdeham satu kali, dia membuang raut kagetnya entah ke mana, lantas memungut kembali handuk yang terjatuh di sela kaki. Pria itu menatap keduanya lagi sekali, berujar prihatin pada detik berikutnya dengan sepasang mata yang dibuat sendu. "Aku pikir Sai-kun masih berendam karena terdengar suara air jadi aku masuk saja, eh ternyata ada kau, Sasuke."

Mata gelap Itachi menatap adiknya itu sedikit lebih lama, menerka-nerka apakah ujaran sang ayah tadi di meja makan adalah benar soal Sasuke yang tertarik pada teman serumahnya sendiri kendati sebagai abang Sasuke, dia tahu bahwa anak bebal itu telah mengoleksi banyak CD serta majalah khusus dewasa sejak masih SMA. Setahu Itachi, Sasuke sama sekali tidak pernah baca cerita yaoi jika barangkali mau beranggapan kalau adiknya terpengaruh media macam itu. "Ah, apa aku tengah mengganggu acara kalian?" tambahnya, alih-alih terdengar merasa bersalah, dia malah lebih terdengar sedang menjaili. "Apa ada acara khusus yang harus kalian lakukan? Di sini?"

Sai menatapnya dengan pandangan gugup. "Habis sudah!" batinnya nelangsa, meratapi nasib buruk yang entah mengapa sengaja Tuhan banting kearahnya hari ini. Pria itu berusaha memberikan pembelaan atas apa yang terjadi, setidaknya kesalahpahaman ini tidak boleh sampai diketahui orang luar. "I-ini tidak seperti yang Itachi-san bayangkan, kok!" ucapnya dengan nada seserius mungkin, tatapan mata tajam bersama alis menukik diperlihatkan secara gamblang. "Aku dan Sasuke tidak sedang melakukan acara khusus apa pun!" Dia melirik ke samping di mana pria berambut jabrik tersebut berdiri, kembali menarik bantuan. "Ya 'kan, SA-SU-KE?"

[Sho-Ai] RATHER THAN HIM 彡 • SasuSaiInoWhere stories live. Discover now