08: Habromania

327 40 39
                                    

RATHER THAN HIM 彡Habromania; delusion of happinessSaiShimuraSai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

RATHER THAN HIM
Habromania; delusion of happiness
SaiShimuraSai

.
.
.

Itu Mebuki Haruno, tetangga apartemennya bersama putri berambut merah jambu di sana. Sai menemukan dua orang ini tepat setelah membukakan pintu pada ketuk ketiga, dan melihat siapa tamu yang bertandang pukul delapan pagi. "Wah, silakan masuk, Bibi, Saki-chan!"

"Tidak usah, Sai-kun, aku tidak akan lama," tolak Mebuki halus. Wanita bersetelan formal itu memberikan tatapan sendu di kedua bola matanya sebelum berujar kembali. "Aku memiliki agenda ke luar kota hari ini dan putriku tidak bisa ikut karena selalu mabuk kendaraan."

Wanita berambut keemasan itu mengambil napas sesaat. "Bisakah kau menjaga Sakura untukku sampai besok? Aku benar-benar tidak tahu harus minta bantuan siapa lagi, kami tinggal di sini seorang diri tanpa kerabat dekat."

"Saki janji tidak akan nakal kok!" Gadis kecil berjaket hijau toska itu memberikan sorot memelas di dalam kedua sorot zamrud. "Tampung Saki, ya, satu hariii saja."

Sai Shimura terkekeh kecil di daun pintu, dia membukakannya lebih lebar dan membuat gadis merah jambu melonjak senang. "Tidak masalah, Bi, kalian 'kan sudah banyak membantuku. Lagi pula Saki jadi bisa bermain dengan si kecil."

"Ah, syukurlah." Mebuki mendesah bahagia, dia menyempatkan diri untuk mengecup putrinya sekilas sebelum memberikan wejangan agar tidak merepotkan tetangga mereka dan diangguki oleh si putri tunggal. "Terima kasih banyak, Sai-kun, aku janji akan membawakanmu banyak oleh-oleh setelah pulang nanti."

"Wah, kembali kasih, Bi, tidak usah repot-repot." Sai membungkuk formal saat wanita tadi raib di belokan menuju lift ke lantai dasar sambil menyeret koper. Dia kembali menatap gadis berusia sepuluh tahun di depannya lalu menggandeng tangan Sakura untuk masuk.

"Sudah sarapan?" Sai bertanya. Tangannya masih menggenggam jemari mungil si gadis merah jambu yang berjalan beriringan di sampingnya, berusaha menyejajarkan langkah kaki sendiri dengan langkah kaki si pucat.

Sakura menggeleng sebagai jawaban.

Dia menawarkan, "Aku bisa membuatkan sarapan, apa kau lapar?"

Sakura mengangguk mantap. "Hu'um. Telur dadar buatan Mama tadi gosong lagi, makanya Saki belum makan."

"Mungkin beliau sedang terburu-buru, aku bisa membuatkan tamagoyaki* jika kau ma —"

"Hueee! Hueee!"

Perkataan si pucat terpotong saat suara tangis bayi kembali terdengar samar-samar, dia segera memacu langkah diikuti Sakura di belakangnya.

"Sai! Bantu aku!" Uchiha ikut merengek, dia menatap pipi sembab bayi kecil dalam gendongan sebelum mendekati Sai dan menyerahkannya setengah frustrasi. "Bayi itu membenciku!"

[Sho-Ai] RATHER THAN HIM 彡 • SasuSaiInoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang