25: Latibule

202 20 51
                                    

RATHER THAN HIM 彡Latibule; a hiding place, a place of safety and comfortSaiShimuraSai

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

RATHER THAN HIM 彡
Latibule; a hiding place, a place of safety and comfort
SaiShimuraSai

.
.
.


Seperti apa aroma rumah itu? Shimura Sai merasa resah setiap kali memikirkan jawaban atas pertanyaan kepalang absurd yang anehnya urung ia lupakan. Seolah pertanyaan tersebut adalah wabah yang dengan seenak hati menggerogoti seluruh sel dalam otaknya agar tak hilang begitu saja sebelum vaksin bernama jawanan ditemukan. Seperti virus yang mengganti server laptop menjadi hal-hal random yang lamban dan memuakkan. Seakan alasan pria pucat bernapas hingga saat ini hanya untuk mendapatkan dan menemukan mereka semua, setidaknya sejak sepuluh tahun lalu dia kehilangan tempat pulang yang sebenarnya.

Apa rumah pertama dan rumah kedua itu seperti asli dan palsu? Khayalan dengan senyumnya ataukah kenyataan dengan segala pahitnya? Si pucat menggeleng, bahkan sebutan marga Shimura sendiri pun tidak dia ketahui apakah pantas disematkan di belakang nama kecilnya ataukah tidak, seakan semua yang ada pada dirinya adalah suatu bentuk ketidakpantasan yang kepalang berarti untuk sekedar disingkap apalagi dilepaskan. Tapi enggan pergi, dia tidak memperbolehkan mereka raib begitu saja, atau barangkali berusaha mengenyahkan semuanya dan kembali berlapang dada menatap segala kekonyolan masa lampau yang jelas berada di luar kehendak. Tidak. Dia tidak.

Namun sekarang, pria November tidak tahu mana yang lebih meresahkan, antara tumbukan pertanyaan yang membombardir kepala secara mendadak tanpa komando dan tanda-tanda ataukah seraut wajah cemas salah satu anggota Uchiha di depan sana. Wanita berambut gelap yang ironisnya baru Sai kenal dekat tersebut menunjukkan seraut wajah masam, bisa dia lihat dengan jelas bahwa sepasang mata bulat di sana nyaris berkaca-kaca bersama semua bantahan beruntun yang sejak awal memang dia terima bahkan sehari sebelumnya. Mikoto dan segala kekeraskepalaan wanita itu untuk menahan Sai supaya tetap tinggal, kendati si pucat sendiri yang memilih beranjak pergi. Dia jadi tidak tahu harus melakukan usaha macam apa lagi supaya diizinkan pulang.

Tinggal dengan keluarga Sasuke sama sekali bukan kabar yang menggembirakan, namun di sisi lain pun bukan berita tragis yang patut disebut menyedihkan. Ini hanya terlalu tiba-tiba, dan sejak awal dia tidak tahu tujuannya mau bagaimana, hendak melakukan apa. Setahu Sai, melalui pengamatannya beberapa hari ke belakang, keluarga Uchiha berniat mengobservasi sekalian mengamati langsung bagaimana interaksi si anak sulung bersama musuhnya. Mereka tidak berniat melakukan hal aneh-aneh, tentu, Sai juga tahu itu, hanya saja dia merasa tidak nyaman jika terlalu lama berdiam di rumah orang apalagi beberapa kejadian tak menyenangkan kerap membuatnya merasa makin merepotkan.

"Apa benar tidak apa-apa kau pulang sekarang?" tanya Mikoto, jelas khawatir.

Sai menggeleng pelan diiringi senyum di sudut-sudut bibir. Mobil taksi berwarna kuning mencolok sudah terparkir di depan gerbang rumah sejak sepuluh menit lalu, pun semua tas telah masuk lebih dulu. Pria dengan trench coat cokelat yang disampirkan di punggung tersebut menyahut, "Aku baik-baik saja, Mikoto-san. Kalau di sini terus nanti aku semakin merepotkan."

[Sho-Ai] RATHER THAN HIM 彡 • SasuSaiInoWhere stories live. Discover now