30: Carpe diem

138 16 18
                                    

RATHER THAN HIM 彡Carpe diem; enjoy the pressure of todaySaiShimuraSai

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

RATHER THAN HIM 彡
Carpe diem; enjoy the pressure of today
SaiShimuraSai

.
.
.

"Maaf sudah menggunakan namamu sebagai alasan." Adalah kalimat pertama yang Sai Shimura lontarkan begitu jemarinya menarik pintu mobil, lantas duduk di samping si Yamauchi sambil menarik turun masker yang semula dikenakan.

Wajah kian pucat yang kental bersama rasa bersalah itu tidak bisa disembunyikan dengan mudah, terutama dari sepasang mata jeli Shizune. Dia jelas tahu ada masalah, lebih-lebih karena Sai jarang mengiriminya pesan teks berisi kalimat minta pertolongan. Tapi lantas wanita yang lebih tua beberapa bulan dari Shimura itu tak bertanya lebih jauh—enggan, lebih tepatnya, terlampau tidak senang mengusik privasi, pun karena Sai sendiri tampak enggan berbagi.

Jadi, akhirnya dia menyerah tanpa berusaha menyanggah atau melakukan usaha lainnya. Shizune menggeleng, bilang tak masalah atas kalimat sebelumnya. Lagi pula mereka memang berniat pergi menemui atasan saat jam makan siang (meski sebenarnya ini baru jam delapan), sudah diatur pada hari-hari sebelumnya kendati tak pernah dibicarakan lebih lanjut karena konversasi mereka berakhir di sana dan tidak berakar kemana-mana lagi.

Wanita dengan jas merah marun itu sebenarnya khawatir, ingin bertanya apa dan kenapa saat deru mobil perlahan terdengar, sebelum dia menarik persneling dan melaju dalam sirkuit jalanan kota yang mulai dipadati bus dan kendaraan umum lain. Tetapi, tampaknya si pucat sendiri masih bimbang dengan alasannya untuk pergi, alasannya untuk segera angkat kaki.

Shizune Yamauchi, untuk kesekian kali, mengembuskan napas berat. Lagi-lagi mengurungkan niat, dengan hati setengah mengumpat. Sepasang kelereng gelapnya melirik Shimura dari ujung mata dengan sorot malas, lantas menukas, "Mau pergi ke mall atau super market dulu? Akan aku traktir macaron dan cake kesukaanku, kalau mau."

"Kau akan terlambat ke kantor nanti, Shizune-san." Sai menjawab, nadanya kentara sungkan, canggung barangkali, tapi jelas wanita di sampingnya tidak akan merasa aneh lagi. Sai memang begitu adanya. Tapi Shizune lantas tak peduli. Dia sebenarnya tidak akan berbasa-basi apalagi banyak menaruh atensi pada seseorang yang ekspresinya kentara jelas tengah ketiban masalah, seperti memerima banyak tendensi dari berbagai sisi, dan memang begitu kenyataannya.

Yamauchi Shizune tahu dia apatis, barangkali Tuhan lupa memasukkan perasaan 'kepedulian' yang memadai ketika dia sedang dibuat, tetapi si wanita berambut pendek tentu tidak bisa membiarkan pria pucat ini menolak dengan cepat. Sai sudah berkontribusi besar dalam berkembangnya perusahaan tempat mereka bekerja selama lebih dari tiga tahun, masih ada kesempatan untuk menolak permohonan resign (yang akan diajukan Sai secara resmi hari ini) bila Shizune mau dan mungkin jika dia beruntung.

Wanita itu memang atasan si Shimura, tetapi cuma atasan sementara karena ada project pembangunan resort yang belum selesai di Osaka, tentu mereka harus bertemu bos besar untuk hal-hal yang mendetail lebih lanjut.

[Sho-Ai] RATHER THAN HIM 彡 • SasuSaiInoDonde viven las historias. Descúbrelo ahora