28: Hiraeth

155 20 26
                                    

RATHER THAN HIM 彡Hiraeth; A deep homesickness; an intense form of longing or nostalgia for a place long gone, or even an unaccountable homesickness for a place you have never visitedSaiShimuraSai

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

RATHER THAN HIM 彡
Hiraeth; A deep homesickness; an intense form of longing or nostalgia for a place long gone, or even an unaccountable homesickness for a place you have never visited
SaiShimuraSai

.
.
.


Bagi Sasuke, mimpi adalah kenangan masa lampau yang nyaris luruh namun masih menjejak dalam kenangan. Kebetulan sekali Tuhan membawakannya mimpi menarik malam ini, mimpi yang sialnya membuat si Bungsu Uchiha tidak bisa tidur lagi. Mau tak mau, pria berambut gelap itu terbangun, sekilas menelisik sudut-sudut ruangan yang membuatnya tiba-tiba merasa asing dengan suasana sekitar, pun mungkin pada diri sendiri.

Sasuke tidak suka menginap di hotel seperti ini, aromanya berbeda, rasanya dingin dan terabaikan- dia benci sendirian, omong-omong. Fakta lain yang membuat si Uchiha kian merapatkan selimut dengan desah napas berat adalah kenyataan bahwa dia tidak punya siapa pun yang dikenal atau sekedar diajak ngobrol hal-hal ringan yang terkesan tak penting dan hanya membunuh waktu pelan-pelan. Dia bosan. Rasanya seperti dibuang, atau barangkali cukup sedih karena hal-hal lain yang tidak bisa dijelaskan.

Meski sudah nyaris memasuki usia kepala tiga dan kerap bepergian ke luar negeri untuk urusan bertitle kerjaan, si Pria Agustus nyatanya tetap tidak bisa mengalihkan diri dari yang namanya kesepian. Entah mengapa, kesepian kali ini lebih dingin dari yang biasanya.

Iya, siapa pula yang bisa menyingkap kesepian dari setiap ruas-ruas yang ada di dalam hatimu? Dan bahkan mungkin dalam pikiranmu? Sasuke benci sendiri, dia benci kesepian, kendati ada beberapa waktu dimana dia malas didekati orang-orang. Malam tidak pernah terasa semencekam ini sebelumnya, atau karena kemarin masih ada tubuh lain di sisi ranjang yang bisa dia peluk seenak hati?

Ah iya, sekarang bagaimana kabar anak itu? Sudah siuman kah? Apa dibawa ke rumah sakit? Dia tampak pucat sejak bangun pagi-pagi huta, Sasuke memilih bungkam tak menanyakan apa-apa begitu Sai enggan menanggapi tanya-tanya setelahnya. Tetapi, melihat keadaan menyedihkan si pria menyebalkan itu, Uchiha bungsu jadi sedikit iba.

Sudah berapa kali Sai membantu Sasuke keluar dari gulungan emosinya? Sudah berapa kali dia bisa tidur nyenyak hanya dengan membayangkan wajah sialan itu? Sasuke merengut, sekilas melirik ponsel di atas nakas. Ini hari kedua dia menginap di hotel. Tidak ada kabar, pun dia tidak ada inisiatif menghubungi. Inginnya pergi ke kediaman Uchiha, tapi Sasuke tidak siap kalau harus diberi hujatan dari sang ayah ketika ditanya ada apa pulang tiba-tiba, atau pada Itachi yang sudah pasti mengejek begitu dia utarakan apa yang terjadi. Sasuke malas berdebat, omong-omong. Jadi, melarikan diri ke hotel adalah opsi terbaik daripada pergi ke rumah salah satu temannya sendiri.

Begini-begini, Sasuke tidak senang merepotkan orang lain, meski sebenarnya satu dari sekian banyak temannya bahkan tidak bisa diandalkan untuk urusan kamar. Si Bungsu Uchiha lebih dari tahu, kalau masih bisa melarikan diri, maka dia tidak mau menginap di salah satu rumah mereka sekalipun diizinkan.

[Sho-Ai] RATHER THAN HIM 彡 • SasuSaiInoWhere stories live. Discover now