34: Resfeber

79 11 29
                                    

RATHER THAN HIM 彡Resfeber; The restless race of the traveller's heart before the journey begins, when anxiety and anticipation are tangled together; a travel fever that can manifest as an illnesSaiShimuraSai

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

RATHER THAN HIM 彡
Resfeber; The restless race of the traveller's heart before the journey begins, when anxiety and anticipation are tangled together; a travel fever that can manifest as an illnes
SaiShimuraSai

.
.
.


[08:58 AM] 28 Feb, 2020
Bandar Udara Centrair Chubu, LeafLounge

Hujan gerimis pagi itu tersamarkan oleh riuh di sekitar. Longe di Centrair Chubu memang tempat yang setiap harinya memiliki berbagai orang dengan kesibukan sendiri. Hal yang wajar mengingat tempat peristirahatan tersebut memang diperuntukkan bagi sesiapapun yang hendak menuju perjalanan tertentu dengan kelas menengah ke atas. Baik untuk perjalanan bisnis maupun kelas yang lebih luhur, rasanya tak heran jika sebelum pukul sembilan pun suasananya sudah sesibuk itu.

Karin dan Kakashi jadi yang paling depan soal mengurus ini-itu, pun mengecek pesanan makanan dan berbagai keperluan tiap anggota, terutama Shikamaru yang masih terkantuk-kantuk karena perjalanan yang cukup memakan waktu sejak dini hari karena malamnya harus mengurus serentetan jadwal susulan untuk band. Beberapa member yang lain lebih santai dengan memesan makanan lain di counter dekat sana, sedangkan Naruto dan Kiba sibuk menjaili agar si Kepala Nanas mengikuti untuk mencoba fasilitas lain—yang tentunya ditepis dengan malas, berdalih ingin menikmati sofa empuk lebih lama. Namun beralih antusias ketika Shino, tak jauh dari arah depan, mengatakan sesuatu tentang kursi pijat yang bisa mereka coba.

Pergi sejak subuh untuk tiba jam tujuh di bandara memang cukup melelahkan, belum lagi dengan beberapa anggota yang ngaret di tengah jalan. Transportasi khusus memang sudah dikerahkan, namun tetap saja, jarak selalu menjadi hambatan. Sebenarnya mereka bisa saja berangkat lebih siang, andaikata wanita berkacama di depan sana tak memberikan maklumat bahwa waktu ideal untuk menunggu pesawat adalah dua jam sebelum keberangkatan, yang sialnya segera diangguki dengan pasrah oleh sang suami. Kakashi ikut saja, toh kalau istri tersayangnya sudah memutuskan plan A, maka nyaris tidak mungkin akan diubah kepada pilihan lainnya. Shikamaru Nara juga tidak mau komplain lebih lanjut mengingat tiket dan jadwal telah dibeberkan sejak kemarin, tidak enak jika membantah, kendati dia bukan morning person juga.

Jadi, setelah rusuh-rusuh di mobil karena ngorok Aburame yang tak terduga, kini semuanya sudah tiba di Lounge. Alih-alih sibuk memilah makanan tambahan sebagai camilan di pesawat nanti seperti Neji, antusias mencoba kursi pijat khusus macam Shikamaru dan Shino, atau Naruto dan Kiba yang menatap hiburan di sisi lainnya, Sasuke malah diam saja.

Dia menunduk, tidak mengindahkan berbagai obrolan di sekitar yang merebak mengisi kekosongan Bandara Centrair Chubu pukul sembilan kurang. Si bungsu Uchiha mengembuskan napas, menatap layar ponsel berulang kali, berharap setidaknya ada satu saja panggilan masuk dari nomor yang ditunggunya sekian jam lalu. Namun, yang terpapar di layar lebih dari enam ichi tersebut hanyalah beberapa pesan dengan satu centang abu di setiap balon kata terkirim, membuat pria Agustus mendengkus sebal.

[Sho-Ai] RATHER THAN HIM 彡 • SasuSaiInoWhere stories live. Discover now