10: Sphallolalia

321 34 58
                                    

RATHER THAN HIM 彡Sphallolalia; flirtatious talk that leadsSaiShimuraSai

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

RATHER THAN HIM
Sphallolalia; flirtatious talk that leads
SaiShimuraSai

.
.
.

Kopi pagi, sederet tumpahan kata-kata kotor dan tangis bayi, Sai dan Sasuke sudah kelewat biasa mengalami hal-hal semacam ini setiap hari sebelum berangkat ke destinasi masing-masing, namun ada yang berbeda pada Selasa pukul delapan hari itu. Ada yang tidak biasa, ada sesuatu yang seharusnya tidak terjadi, dan itu baru dimulai.

"Aku akan naik mobil dengan temanku, jangan ikut." Sasuke memberikan tatapan sengit, agaknya masih sebal karena semalam pria pucat satu itu lebih sibuk dengan laptop dan seperangkat cetak biru daripada membantunya yang kerepotan membuat makan malam sambil menggendong buah hati mereka. Dia masih sangat dendam, omong-omong. Jadi, meski mengetahui jika agenda 'bekerja di rumah' milik Sai sudah ditiadakan, tetap saja pria pucat sialan itu sudah kelewatan. "Jalan kaki saja ke tempat kerjamu sana!"

"Ck, iya, iya, lagi pula aku tidak berniat menumpang, tujuan kita 'kan juga beda jalur." Sai membetulkan letak tas tabung hitam di salah satu bahu lebarnya sementara sepasang mata gelap sibuk menelisik menatap layar holo di dalam lift, menunggu-nunggu hingga keduanya sampai di lobi hotel apartemen Lotus, tepatnya lantai dasar. Dia menambahkan setengah tak peduli, "Jangan kegeeran, deh!"

Uchiha menyalak garang, bersungut-sungut saat memuntahkan kalimat sarat elakan, "Siapa juga yang kegeera —"

"Lho? Shimura shounen mau berangkat kerja, ya? Kebetulan sekali!" Seorang pria paruh baya masuk dari lantai tiga, lift terbuka beberapa waktu mempersilakan masuk kemudian tertutup kembali, seakan keadaan berkonspirasi untuk ikut-ikutan masuk dalam perbincangan mereka dengan maksud memotong kalimat yang nyaris terlontar sepenuhnya dari bibir Uchiha Sasuke.

Sai melempar seulas senyum, sepasang matanya menyipit bahagia diiringi sapaan selamat pagi pada penghuni apartemen Lotus lantai tiga yang diketahui bernama Sarutobi Asuma tadi. "Iya, benar sekali, Sarutobi-san. Anda sendiri? Menjenguk Kakek Sarutobi seperti biasa?"

"Ya, begitulah. Belakangan ini beliau ingin terus-terusan ditemani jadi aku tidak tega meninggalkannya sendiri." Asuma menyalakan ponsel, menekan sederet nomor pin dan menunjukan poto seorang pria tua berambut putih memangku anak kecil berwajah manis. "Beliau juga terlihat sangat senang bersama putriku. Mirai kerap menanyakanmu, lho!"

"Wah, sudah lama tidak berkunjung. Aku minta maaf," ujar Sai sedikit tidak enak. Padahal, terakhir saat dirinya pulang dari rumah sakit, keluarga Sarutobi ikut berbelasungkawa sambil membawakan beberapa makanan dan turut membantu menghibur. Mereka adalah orang-orang baik yang akan jarang kau temui apabila tinggal di perkotaan apalagi di hotel apartemen seperti ini, Sai jadi sangat yakin bahwa dirinya memanglah pria beruntung. "Lain kali aku akan menyempatkan waktu untuk putrimu dan Kakek Sarutobi."

[Sho-Ai] RATHER THAN HIM 彡 • SasuSaiInoWhere stories live. Discover now