35: Feelstora

66 13 12
                                    

RATHER THAN HIM 彡Feelstora; (n

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

RATHER THAN HIM 彡
Feelstora; (n.) a story that is heavily influenced by the author's emotional state at the time of its writing
SaiShimuraSai

.
.
.


"Apa yang kau pikirkan belakangan ini?" tanya Neji, lelaki dengan sweater berkerah tinggi berwarna putih itu memakan steik dengan tenang, santap pagi yang terlampau telat dimakan karena perjalanan sejak dini hari. Pandangan lurus ke depan, menatap lelaki lain yang dengan ogah-ogahan membuka lembar demi lembar buku panduan, tidak dibaca betul, dengan wajah menahan dongkol. Mungkin tidak senang diusik saat berkutat dengan sepi, hingga jadi berusaha tampak sibuk agar lawan bicaranya mati kutu lalu pergi sendiri.

Namun, jauh dalam pikirannya, Sasuke Uchiha tahu bahwa sekali anggota Akatsuki Taka mengajak bicara, maka mereka akan terus mengoceh sampai dia tidak bisa mengabaikannya—dan berat hati si lelaki Agustus mengakui bahwa Neji, lelaki berambut panjang yang diikat ponitail itu (kendati pendiam) tidak jauh berbeda. Bahkan, Shikamaru juga sama saja, berbeda dengan Naruto dan Kiba yang sudah jelas bagaimana tabiatnya. Pasti berisik, tidak bakal jauh dari obrolan dengan suara keras, serta tawa yang seringnya meledak tanpa ditahan-tahan, perilaku terlampau bersahabat yang kepalang susah dibedakan dengan tidak sopan.

Lelaki Uchiha itu mengembuskan napas, ganti menatap the suite, kursi kelas bisnis rangkap kelas atas yang digadang-gadangkam selalu dilengkapi dengan kenyamanan luar biasa, bisa diatur sesukanya, pun sudah satu paket dengan layar empat puluh satu inchi beresolusi 4K di dalamnya. Akan tetapi, semua fasilitas nyaman yang dipesan secara dadakan tersebut jadi tampak sangat membosankan bagi si Uchiha—jelas karena ini bukan penerbangan yang pertama, apalagi kala menyadari bahwa di perjalanan kali ini dia harus berpasangan.

Bungsu Uchiha sudah senang sendirian sejak awal perjalanan debut Akatsuki Taka beberapa tahun lalu, terlampau tidak nyaman jika tetiba didatangi begini, tanpa ada pemberitahuan pula. Diajak bicara saat menyantap makanan juga bukan favoritnya, tapi eksistensi si sulung Hyuga yang kebanyakan diam dan sekarang mendadak buka suara, membuat Sasuke tak mudah mengabaikan. Lagi pula, pertanyaan tadi bisa dibilang sedikit berlebihan untuk ukuran dua orang yang hanya bercakap apabila ada keperluan terkait tim.

"Apa maksudmu?"

Sasuke menyandarkan kepala ke sandaran kursi, sengaja disetting lebih rendah guna membuat bahunya yang tegang lebih santai setelah dibawa grasa-grusu akibat teriakan Karin di telepon pagi tadi, yang terus mengoceh bahkan ketika Sasuke baru memasukkan beberapa barang pukul lima seperempat. Dia mengantuk, tapi dengan kejamnya makanan malah datang, pasti ulah si setan merah di sudut sana, yang sekarang sedang sender-sender manja pada bahu sang suami tercinta. Duh, sial, Sasuke baru saja mau memejamkan mata. Belum ada seperempat jam setelah pesawat lepas landas, dan dia sudah disuguhi jamuan bersama Neji yang tetiba membuka obrolan. Double mengesalkan, tapi urung diabaikan.

Neji Hyuga yang tengah beralih menyesap sampanye dalam gelas cantik hanya tersenyum kecil, dia memerhatikan gerak-gerik si Uchiha sejenak, lantas kembali fokus pada anggur jernih dengan cairan kemilau yang berwarna kemerahan dalam genggaman. Setelah diam selama lima detik, lelaki dengan mata lavendel itu menjelaskan, "Kami sudah tahu, kalau kau sedang suka pada seseorang. Tidak masalah sih, karena agensi juga tidak melarang, aku hanya sedikit heran, jarang-jarang melihat Uchiha Sasuke yang dingin tiba-tiba meleleh dengan wajah malu-malu begitu saat menerima telepon dari seseorang."

[Sho-Ai] RATHER THAN HIM 彡 • SasuSaiInoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang