01: Furciferous

905 74 34
                                    

RATHER THAN HIM 彡Furciferous; rascally, scandalousSaiShimuraSai

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

RATHER THAN HIM
Furciferous; rascally, scandalous
SaiShimuraSai

.
.
.

Ada denyar-denyar yang tak bisa dijelaskan di antara mereka, siapa pun tidak mengetahui apa itu. Namun ketiganya sama-sama merasa sesak dan membagi porsi seimbang antara rasa takut, cemas dan bahagia yang membludak luber ke mana-mana.

Barangkali mereka tidak akan merasakan hal-hal seaneh itu lagi selama nyaris seumur hidup, pelik dan pahit, manis dan sakit di tenggorokan. Semuanya menyerang dalam sekali hentak, bersamaan dan menusuk sementara mereka tak bisa bernapas setelah ditenggelamkan dalam pusaran ombak kepanikan terlalu dalam.

"Kau bisa bertahan, Ino-san. Aku mohon. Aku tahu kau wanita kuat!" Satu dorongan didapatkan dari pria berkulit sepucat salju di sana, mencoba memotivasi wanita pirang yang saat ini tengah berjuang di ambang kematiannya sendiri. Genggaman mereka mengerat, tidak mau lepas. Namun si wanita pirang tetap tak menjawab, rasa sakitnya terarah ke mana-mana, ke seluruh tubuh dan mendadak dirinya merasakan kontraksi semakin besar seiring dengan kejangan yang meruntuhkan akal sehat.

"Sayang, kau harus bertahan, apa pun yang terjadi!" Pria di sisi satunya gantian menyemangati, napasnya memburu dan tersenggal kala menatap wanita kesayangan yang tengah mempertaruhkan nyawa demi memunculkan satu manusia baru lainnya.

Tetapi masih, wanita bermata biru di sana tak menjawab. Keringat dingin bercucuran membasuh wajah ayu si wanita sementara suara erangan terdengar susul-menyusul serupa gulungan ombak, tulangnya diremukkan dalam satu sentak.

Sai Shimura menatap Sasuke Uchiha di seberang sana. Untuk sejenak, kedua pasang netra gelap yang terlalu mirip itu bertemu pandang dalam satu garis lurus, seakan mencoba bertelepati hanya melalui tatapan mata.

Tidak ada hawa pertengkaran di antara mereka seperti apa yang selalu terjadi kemarin-kemarin, yang tersisa dalam kedua pasang bola mata gelap itu sekarang hanya getir dan pahit yang bercampur menjadi satu. Ketakutan dan kekhawatiran akan kematian serta kehilangan, mereka merasakannya bersama-sama, dalam porsi yang boleh jadi sama besar.

Cengkeraman kedua pria tersebut mengerat pada masing-masing tangan Ino, wanita berusia pertengahan dua puluh itu mengerang panjang, disusul sebuah pekik kesakitan.

Sepuluh menit tersebut terasa amat panjang dalam hidup mereka, apalagi untuk bayi kecil yang langsung menangis dengan kencang setelah menghirup udara dunia, lekas digendong oleh suster di sana dengan raut lega.

"Ino-san, selamat! Kau berhasil, syukurlah penantianmu terbayar. Dengan ini, kau sudah resmi menjadi seorang Ibu!" ujar Sai penuh haru.

[Sho-Ai] RATHER THAN HIM 彡 • SasuSaiInoWhere stories live. Discover now