“apa katanya?” tanya Aliv

“gue mohon lo semua kuat ya, demi bintang.”

“van jangan bikin kita takut deh” ucap caca,

“jangan nakut-nakutin kita”’

“gue serius, oke gue sebar chatnya di grup kelas, silahkan buka hape kalian masing-masing”

revan, ini ibu, minta doanya untuk bintang yaa dari temen-temen sekelas, kondisi bintang kritis, sekarang pak Rhy sama Pak Adi lagi di cek DNA untuk donor sumsum tulang belakang

Begitulah isi pesannya dan membuat isakan salsa semakin menjadi, bahkan Aliv pun ikut terisak keras,

“sodara guee haaa..aaa, bintang lo kenapa kaya gini hiks.haaa” jeritnya sembari menangis,

"bintangg lo kenapa jadi kaya gini haa.. Aaa" jerit Aliv sembari terus terisak, memang ia sangat menyayangi sepupunya itu, mereka sudah menjadi sahabat sejak kecil, saat di SMP keduanya bahkan duduk satu bangku. Aliv selalu berusaha untuk menjaga bintang,  bahkan dalam prinsipnya sudah tertanam siapapun yang menyakiti bintang maka akan berurusan dengannya, 

"gue gak mau kehilangan bintang" ucapnya parau disela isakannya

"tenang liv tenang, gak ada yang mau kehilangan bintanh liv. Lo harus kuat " ucap Diki sembari menepuk bahu Aliv lembut,

"bintang lo kenapa kaya gini sih" jerit salsa, para siswi beralih menuju bangku salsa untuk menenangkannya

"maafin gue tangg, maaf" ucapnya lagi. Salsa begitu terpukul dengan kejadian tadi,  ia bahkan hampir pingsan saat melihat Bintang bersimbah darah, mereka berdua memang sahabat dekat, sangat dekat, keduanya tidak sungkan untuk saling menceritakan masalah masing-masinh dan juga berusaha untuk selalu ada satu sama lain

"sabar saa, lo harus kuat, kita semua harus kuat demi bintang" ucap Alvi disela isakannya,

Alkena terdiam di bangkunya, tatapannya beralih pada barang-barang bintang yang masih ada di atas meja, buku tulisnya, earphone putih, kotak pensil dan buku jurnal bersampul cokelat, tangannya terulur untuk membereskan barang-barang bintang lalu memasukannya kedalam tas, namun gerakannya terhenti saat memegang buku bersampul cokelat, ia menatap benda itu cukup lama, sampai kemudian membukanya, halaman pertama buku itu diisi dengan foto Bintang dengan Rhysaka, Alkena tersenyum kecil melihatnya, tidak ada yang aneh dengan isinya, hanya foto-foto rhy yang kemudian ditambah tulisan mengenai sifatnya, lalu foto-foto artis korea kesukaannya, namun ada satu halaman yang membuat Alkena terdiam saat membacanya, tertulis tanggal di atasnya ’20 0ktober 2018’ hari itu adalah hari pertama mereka bertemu. bukan di Nusa bangsa tempatnya, tapi disebuah toko buku yang ada di Kota Bandung. Alkena masih ingat hari itu, sangat mengingatnya.

Bandung, 20 oktober 2018

Hari ini ada manusia sialan yang minjem duit gue di toko buku, gak kenal anjirr gue tapi kok bisa segampang itu gue ngasih duit tabungan gue itu. jangan-jangan tukang hipnotis dia? Ih pokoknya nyebelin banget ah. Yaudah deh ikhlas aja, sedekah 100 ribu. Bintang kan anak baik 😊

26 oktober 2018, masih di Bandung

DOSA APA GUE SIHH? DEDEMIT YANG MINJEM DUIT GUE DI TOKO BUKU MALAH JADI TEMEN SEBANGKU GUE SEKARANG IH MALESIN. MANA NYEBELIN BANGET LAGI ORANGNYA, CAKEP SIH TAPI AH KENAPAAA SIH ☹ ☹ 

 



***



Rhysaka mengelus pelan rambut Bintang yang masih menutup matanya rapat, operasi transplantasi sum-sum tulang belakang sudah selesai, ia sendiri yang jadi pendonornya karena memang DNA miliknya yang cocok dengan Bintang, air matanya masih mengalir, efek dari anastesi juga masih terasa, itu sebabnya ia duduk di atas kursi roda sekarang dan selama beberapa jam kedepan.

“bangun yaa sayang, nanti abang beliin bunga, abang janji” ucapnya parau,

“abang sayang sama kamu, sayangg banget” Rhysaka terus menggenggam tangan Bintang erat dengan air mata yang terus mengalir,

“rhy udah jangan nangis, kamu tau kan sumber kekuatan Bintang itu kamu, kalo kamu nya lemah gini, gimana bintang bisa kuat” hibur Adi pada putranya itu, disampingnya Raya juga terus terisak, ia terus teringat kesalahannya pada putri kesayangannya itu.

“maafin ibu sayang,maafin” ucap Raya sembari terus menciumi dahi Bintang, Adi pun meneteskan air matanya, ia jarang bertemu atau ada disamping putrinya, ia merasa sungguh merasa bersalah,

“maafin papa” ucapnya pelan sembari mengecup dahi Bintang, hari ini, keluarga Ibrahim yang biasanya selalu diliputi tawa bahagia atau kerusuhan karena bintang dan rhysaka, hari ini hanya mendung yang menghiasi wajah mereka, tatapan ceria berganti dengan tatapn sendu, bintang mereka tidak bersinar, bintang mereka tertutup awan hitam saat ini.

"kamu harus istirahat rhy,  kamu baru operasi kan" ucap Adi, Rhysaka menggeleng lemah,

"rhy mau disini aja pah, jagain bintang"

"rhy kalo bintang sadar kita pasti kasih tau kamu,  sekarang kamu juga harus istirahat kamu harua pikirin kondisi kamu,  kalo kamu lemah gimana bintang mau bangun?", Rhysaka terdiam, air matanya terus mengalir bahkan matanya sudah membengkak,

"lagian kamu kan tidurnya masih diruangan ini, ranjang kalian juga sebelahan kan" ucap Adi lagi,

Rhysaka mengangguk pada akhirnya, ia tidak bisa membohongi dirinya sendiri, efek dari operasi transplantasi sum-sum tulang belakangnya itu masih sangat terasa, Rhysaka mengangguk pada akhirnya, Adi membantu putranya itu untuk berbaring di ranjang yang ditempatkan persis disebelah bintang. Setelah berbaring, ia tidak langsung menutup matanya, ia menatap bintang yang masih memejamkan matanya rapat kemudian bergumam kecil

"abang sayang kamu tang"

 







See u next part ❤

Alkena [END] Where stories live. Discover now