“gue ikut” ucap Alkena yang kemudian berjalan disamping Bintang

“bukannya lo lagi mabar”

“gapapa, afk aja, kamu lebih penting”

“anjir kamu” ucap seftya yang tak sengaja mendengar ucapan Alkena, Alkena tersenyum penuh arti pada seftya

“bacot lo! gue tabok bolak-balik ya” ketus Bintang

“hehe, candaa tatang” ucap Alkena, keduanya berjalan menuju perpustakaan. saat di perpus, mereka bertemu dengan beberapa adik kelas perempuan, yang tentunya Alkena langsung menjadi pusat perhatian

“hai kak Alkena” sapa salah seorang siswi yang hanya dibalas dengan senyuman oleh Alkena

“kak Alkena ganteng banget sih” ucap yang satunya,lagi-lagi Alkena hanya tersenyum kikuk

“ih manis banget senyumnyaa aw”

“genit anjir” cibir Bintang pelan yang langsung menuju rak buku biologi kelas 11. Selesai mengambil 28 buku lalu menulis Namanya di buku tamu perpus, Bintang dan Alkena keluar dari perpustakaan, mereka duduk bersebelahan di lantai perpus sembari memakai sepatu

“tang tang gue mau nyanyi”

“males dengernya ah”

“ish bentar doang kok, lagunya pendek” ucap Alkena

“yaudah apa”

“tau kan lagu bintang gede?”

“bintang kecil bego” ucap Bintang sembari menggeplak kepala Alkena dengan buku paket

“bukan ih, yang endingnya tuh, ‘itulah bintangku bintang kejora yang indah slalu’ ”

“itu judulnya bintang kejora setan, kenapa jadi bintang gedee” ucap bintang gemas, sedangkan Alkena terkekeh

“yaa kan gue gatau, dulu kan nyokap gue nyanyiinnya lagu john legend, kalo enggak cita-citata yang meriang”

“ih bamsat maneh, cita-citata belum terkenal pas lo kecil anjir”

“hehe, becandaa, udah pokoknya gue mau nyanyi itu dengerin ya. Kupandang nubas banyak cewek didalamnya, ada yang bohai, atau imut juga polos, tampak seorang lebih terang cahayanya, itulah bintangku, Bintang Rhasyka kesayanganku ” nyanyi Alkena yang dia akhiri dengan membentuk symbol hati dikepalanya, Bintang terkekeh geli mendnegar lagu yang dinyanyikan Alkena barusan

“apasih lo. Ngaco banget anjir”

“tapi bagus kan?’

“iya iya udah bagus”

“seandainya lo juri the voice terus gue pesertanya mau lo kasih nilai berapa?”

“0,75” jawab Bintang spontan

“anying” ucap Alkena kesal sedangkan Bintang tergelak puas, tapi pada akhirnya Alkena ikut terkekeh

“tang itu lo niat gak sih ngasih nilai?”

“iya dong, niat banget malah” jawab Bintang sembari meredakan tawanya

“bamsad sih ya lo tuh. Untung lo bukan juri beneran”

“hahahahahahaa.. candaa Alkenaa, iya deh gue kasih nilai tak hingga aja”

“kaya cinta gue ke lo ya, tak hingga” ucap Alkena sembari tersneyum jahil

“gausah bacot ah. Paansi,"

"ahh suka malu-malu kamu yang"

"Anjir. Lo gak ada capeknya yaa godain gue" ucap Bintang sembari terkekeh kecil

"enggak lah, kan itu godainnya tulus bukan modus"

"haha bacot. Jangan sembarangan bilang tulus ke semua orang Al, kalo ceweknya baper banget bahaya tau"

"Lo baper gak? "

"gue mah udah biasa sama tipe-tipe buaya kek lo"

"ish ngomongnya suka gak pake bismillah"
"gapapa kalo lo belum percaya gue tulus, gue selalu nungguin kok sampe lo percaya dan gue janji gue gak bakalan nyerah.  Lo tau kan seorang Alkena Mahesa itu pantang menyerah sebelum dia mendapatkan apa yang dia mau dan dia gak pernah main-main soal perasaan" tutur Alkena lagi yang membuat Bintang terdiam, 

"udah ah ayo kekelas,” ajak Bintang sembari membawa lima buku paket

“lo bawa lima?” tanya Alkena terkejut, Bintang mengangguk

“serius? Gue bawa 23?”, Bintang mengangguk lagi,

“untung sayang gue sama lo” ucap Alkena sembari mengangkat buku paketnya, saat berjalan Bintang melihat Rhysaka baru saja keluar dari kelas XI Ipa 6 ,baru selesai mengajar sepertinya,  seperti biasa rambutnya yang diterpa angin menarik perhatian,  Bintang tersenyum simpul,  namun kakaknya itu tidak melihatnya karena ia berjalan sembari fokus pada sebuah dokumen ditangannya,  Bintang berniat mengejutkan Rhysaka namun tiba tiba,


KRAKK,,


Sebuah bunyi benda patah terdengar Bintang mengarahkan pandangannya ke atas Rhysaka dan sebuah balok kayu melayang tepat diatas kepala kakaknya itu, ia menjatuhkan buku paket yang dipegangnya kemudian berlari kearah rhy sembari berteriak yang membuat seluruh siswa nubas memusatkan perhatian padanya, termasuk Alkena

“AWASS PAKK!!” teriak Bintang, Rhy kemudian mendongak namun tubuhnya terhuyung ke samping karena didorong oleh Bintang, 

BRAAKK!

Balok kayu itu menimpa kepala Bintang, Bintang melirih sembari memejamkan matanya, tubuh bintang melemas hingga kemudian ambruk ketanah,  semua siswa yang menatap kejadian itu menjerit terkejut, Bintang tertimpa balok kayu yang patah di bangunan musholla, 

“BINTANG” teriak Rhy, wajahnya sangat panik, buru buru ia menangkup kepala Bintang dan meletakannya di pangkuannya,  darah segar mengucur deras dari kepala Bintang, 

Alkena menjatuhkan 23 buku paket ditangannya, ia masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, Bintang terbaring mengenaskan diatas pangkuan Rhy dengan darah yang terus mengucur dari kepalanya,

"Bintang bangun bintang,  bintang bangun sayang" ucapnya lirih,  air matanya mulai turun,  mata bintang mengerjap lalu tersenyum  pada Rhy, samar samar bibirnya bergerak menyebut kata "abang"

"iya Bintang ini abang, bangun sayang bangun" ucap rhy lirih, air matanya semakin deras,

Seluruh siswa Nubas juga guru guru mengelilingi Bintang dan Rhysaka menatap mereka cemas, 

"PANGGIL AMBULAN CEPAT" teriaknya,  satpam lalu menghubungi ambulan,  Bintang mengenggenggam tangan Rhy,  yang lalu dibalas erat oleh Rhy,  darah segar memenuhi kemeja abu yang ia pakai, 


itulah bintangku, Bintang Rhasyka kesayanganku”


Nyanyian itu terus terngiang dikepala Alkena, baru saja ia melihat bintang tertawa lepas didekatnya, sekarang ia melihat Bintang terbaring tak berdaya, Alkena lari mendekati Bintang dan Rhysaka yang sudah dikelilingi banyak siswa dan guru-guru,

“tatang bangun tang, tang” ucap Alkena sembari menggenggam erat tangan bintang, bintang menoleh kearah Alkena kemudian tersenyum, sesaat sebelum ia menutup matanya rapat.






Alkena [END] Where stories live. Discover now