Festival! He's is a genius

1K 212 23
                                    

"Kak Yuta...."

Seorang gadis kecil terduduk lemas. Di sekujur tubuhnya terdapat memar juga beberapa sayatan, serta rambut panjang berwarna hitamnya dipotong dengan paksa, terlihat jelas kalau gadis kecil itu seperti disiksa oleh seseorang.

"Lihat bukan?! Kita memang mirip, tapi kenapa hanya kau yang selalu diperhatikan! KENAPA BUKAN AKU?!"

Seorang anak laki-laki berteriak tepat di wajah gadis itu. Ditangan laki-laki itu, ada sebuah pisau kecil juga beberapa helai rambut si gadis yang menempel di pisau tersebut.

Plak!

"Kau! Karena kau! Seharusnya aku yang dilihat, diperhatikan, juga di berikan berkah oleh sang dewi. KENAPA HARUS DIRIMU YANG KOTOR INI!"

BUAK!!

Tamparan juga tendangan di curahkan nya terhadap gadis malang yang memiliki wajah serupa dengan anak laki-laki tersebut.

"Hentikan pangeran. Jika kau terus melukai tumbal, maka kekuatan yang kau dapatkan hanya diberikan setengah"

Seorang kakek-kakek berpakaian layaknya bangsawan Eropa. Sang kakek hanya menatap datar terhadap gadis kecil itu. Jujur saja, dirinya juga tidak begitu menyukai gadis kecil itu, lebih tepatnya begitu benci.

"Aku ingin kekuatan juga kekuasaan. Kakek yakin dengan mengorbankan si jelek ini akan membuat saya menjadi kuat?"

Anak laki-laki tersebut membalikan tubuhnya dan mulai berhadapan dengan sang kakek.

"Benar. Jika kita menjadikan dia tumbal untuk raja iblis, maka kekuatan kekekalan dan kekuasaan akan menjadi milik kita" sang kakek menjawab anak itu dengan senyuman yang sulit diartikan.

Gadis kecil tersebut tidak dapat melakukan apa-apa. Tubuhnya sudah babak belur, darah mengalir dari hidungnya, serta rambut panjang kesukaannya telah terpangkas dan tidak menyisakan satu helai pun.

Anak laki-laki itu menginjak kepala si gadis kecil. Lalu dia mengatakan hal yang seharusnya tidak patut dikeluarkan oleh sang Kaka terhadap adiknya.

"Matilah ke neraka dan jadilah pijakan ku, (y/n)"

****

Jatayu benci ini

Padahal dirinya hanya ingin menyapa lawannya dipertandingan selanjutnya tapi, dirinya disambut dengan tatapan yang mengatakan "pergi dan matilah!" Hei! memang apa salahnya? sekedar menyapa dan mengobrol sebentar ( walau nanti niatnya ingin jahilin ) tapi kenapa sambutan yang dia dapat malah tatapan mematikan?

"Bakugou Katsuki! sebentar lagi giliran ku melawan mu kan?" Jatayu mendatangi ruang tunggu satu yang mana, seorang remaja berquirk bom tengah menunggu pertandingannya sambil pemanasan.

"Enyah kau dari sini, masker tengkorak!" usir Bakugou dengan tatapan garang.

"Orang sabar di sayang gebetan" batin Jatayu sambil mengelus dadanya.

Karena tidak ingin berdebat lagi, Jatayu pun mengalah dan pergi. Sosok remaja jangkung tersebut telah pergi, meninggalkan Bakugou yang masih setia dengan pemanasan nya sesekali, dia juga mengumpat dalam hati.

"Akan ku singkirkan semua penghalang, lihat saja nanti topeng aneh"

Setelah pemanasan, Bakugou memakan kripik kulit pedas yang ia bawa dari bangku penonton dan tentunya cemilan itu diberikan oleh (s/n).

****

Midoriya mulai bergumam lagi dan melakukan teori nya. Kali ini, ia harus fokus dan memikirkan dengan serius dan maka dari itu, dia pergi ketempat dimana tidak akan ada yang orang mengganggu dia.

Last or not?:( BnHA x Reader x OC ) {Revisi}Where stories live. Discover now