Hosu city (1)

678 112 17
                                    

Hari ke-3

Seberapa berusaha nya (y/n) untuk menghentikan pergerakan Stain, tetap saja tidak membuahkan hasil bahkan di harinya kejadian itu datang, (y/n) tidak bisa berbuat apa-apa selain ikut campur.

Pupil (e/c) berubah menjadi hitam, dan melebar menelan warna putih sekitar mata. Pada akhirnya (y/n) memakai kemampuan monster- nya dengan tujuan menyelamatkan hero-hero lain yang hendak Stain bunuh. Selain menghentikan, (y/n) berniat menuntaskan misi terakhirnya, yaitu mengumpulkan sisa-sisa bola pelangi yang kemungkinan berada di sekitar kota Hosu.

Kenapa (y/n) bisa mengira seperti itu? Karena kota dan tempat terakhir yang belum (y/n) jelajahi adalah kota Hosu, juga jejak-jejak percikan merah sedikit menuntunnya menuju kota itu, seolah memberitahu (y/n) dimana keberadaan bola -bola pelangi.

Matahari mulai menurun. Hari ini (y/n) berpergian sendiri menuju kota Hosu dengan alasan, ada urusan mendadak dan setelah itu (y/n) langsung melarikan diri tanpa menunggu jawaban setuju dari Torino. (Y/n) melakukan perjalanannya dengan berlari, melompati setiap gedung, dan duduk diatas kereta hingga turun di stasiun Hosu. Walaupun memakan waktu, tapi (y/n) tidak punya pilihan karena dirinya tidak bisa memakai vortal ataupun teleport. (Y/n) sempat mengira, jika hal ini diakibatkan kekurangan asupan makanan juga mana - nya menipis.

Mau yang mana pun, hasilnya tetap sama. Jika semua kekuatannya miliknya ataupun hasil curian berkurang sampai tak dapat dipakai, maka jawabannya sudah jelas. (Y/n) harus memakan manusia lagi agar seluruh kekuatannya kembali. Mengandalkan asupan makanan tidak mungkin berhasil.

"Terus gua musti makan siapa? Deku? Eh tunggu, si cinnamon roll golongan darahnya apa ya?"

Selagi bergumam, (y/n) berniat mengunjungi toko-toko perkakas. Hanya bermodalkan tangan kosong juga batu-batu di ruang hampa tidak akan membuat Stain jatuh pingsan. Oh benar juga, dia lupa jika vortalnya tidak dapat ia buka dan untuk mengambil batu pun tidak akan bisa. Itu berarti, hanya ada tangan kosong juga minim chakra.

Kring!

"Selamat datang!"

(Y/n) memasuki toko. Berjalan perlahan diantara barang-barang. Palu, gergaji pohon, paku, dan kuas cat yang entah mengapa terdapat stiker K*oro sensei yang tercetak disana. Baiklah, (y/n) mengabaikan stiker bejad itu dan memilih berada di susunan perkakas lain.

'Kayanya gergaji boleh uga 🗿'

Pemilik toko yang melihat wajah gadis bermasker kucing tengah memandang serius deretan gergaji mesin. Seketika, dalam hatinya dirinya berniat memasang tanda anak dibawah umur dilarang masuk.

****

Manik hijaunya memandangi langit oranye. Di dalam taksi bersama guru magangnya, dirinya akan pergi menuju Shibuya, yang mana tempat itu berada disekitar Tokyo. Sebagai guru sementara, Torino ingin membuat pengalaman Midoriya semakin jauh, dengan cara melakukan fase dua yaitu melawan villain.

Sepuluh menit mereka melewati persimpangan jalan, jalanan besar, dan sampailah di stasiun kereta. Perjalanan damai ini membuat hati Torino senang, karena dalam benaknya sudah merancang berbagai latihan untuk Midoriya.

Akan tetapi semuanya tidak akan berjalan semulus wajah Sl*ender man. Mantan guru UA ini tidak mengetahui akan ada kendala cukup besar hingga menimbulkan pembatalan magang.

Di waktu yang sama. Kota Hosu

"Hah? Memperbaiki kota ini?"

Manik merah jambu Shuya meneliti kota Hosu dari atas menara tinggi. Bukan hanya dia, Stain, Kurogiri, dan Shigaraki juga ikut berkumpul disini. Sedikit risih karena Shuya berniat sendirian juga mengunjungi beberapa toko bingkisan di kota ini. Namun tidak terkira, awalnya hanya Stain yang datang, dan tidak lama pengasuh berserta bayinnya ikut nimbrung.

Last or not?:( BnHA x Reader x OC ) {Revisi}Where stories live. Discover now