Hosu city (3)

469 107 18
                                    

Pernahkah kalian merasakan sensasi aneh dalam tubuh diri sendiri? Rasa dorongan kuat yang membuat tubuh sulit dikendalikan atau hasrat tak berujung hingga akal sehat tidak mampu berfikir jernih.

Perasaan itu kini dirasakan nya. Sesuatu menariknya ke dalam lautan ilusi. Raganya sulit dikendalikan, pandangannya pun mulai menggelap. Kegelapan menelannya dan mencoba menahan jiwa (y/n) agar tidak kembali. Kedamaian menyelimuti nya hingga maniknya perlahan tertutup karena buaian kehampaan ini.

Inikah yang dinamakan kematian damai? (Y/n) merasa jika bebannya terangkat seakan ada yang mengangkat dan membantunya. Rasanya enggan kembali, namun entah kenapa dirinya seperti melupakan sesuatu.

"(Y...)"

Samar. Ada suara samar memanggilnya. (Y/n) berusaha abai, akan tetapi mengapa rasanya sangat sulit? Suara ini telah mengusik ketenangan (y/n).

"(Y/N)!"

Mata (y/n) terbuka lebar. Kesadarannya telah kembali. Dirinya baru sadar jika dirinya tengah melawan Stain dengan keadaan tubuh terluka dan kini, (y/n) berada di atas tubuh Stain dengan pisau diangkat tinggi seakan hendak menusuk jantung Stain.

"(Y/n), sadarlah!"

Suara itu berasal dari Midoriya. Suaranya begitu parau dan serak seakan pita suaranya menipis. Mungkinkah pemuda itu sudah memanggil beberapa kali hingga tenggorokannya sakit? Jika benar, (y/n) akan sangat menyesal karena sudah membuat Midoriya seperti itu.

Merasa ada kesempatan. Stain mendorong tubuh (y/n) dan menendang gadis itu kesamping hingga tubuh (y/n) membentur tembok.

"Sudah puas kah kau bermain?" Nafas dan suara Stain sedikit memberat. Jarak mereka hanya beberapa jengkal saja. Pisau Stain mengarah pada leher jenjang (y/n), menahan gadis itu agar tidak coba-coba melawannya.

Wajahnya semakin mendekati (y/n) namun tanpa diduga, bukan niat buruk yang dilakukan pria ini. Diam-diam, tangan kekarnya memberikan sebuah kantung kain kecil berisikan bola-bola berukuran kelereng. Segera (y/n) membuka vortal mini-nya agar barang yang diselundupkan Stain tidak diketahui oleh anak-anak UA juga hero lain.

"Jika bukan karena suara bocah itu. Kau pasti sudah hilang kendali" jelas Stain berbisik tepat ditelinga (y/n).

"Sungguh? Apa tadi aku berprilaku aneh?"

"Ya. Dan kau hampir membunuh ku"

(Y/n) meringis. Sebenarnya niat (y/n) hanya ingin membuat Stain pingsan dan menghentikan pria ini agar tidak menimbulkan keributan lain. Lebih tepatnya, (y/n) ingin menyelesaikan secara damai tanpa perlu adu tinju.

Baiklah itu salahnya yang tak dapat menahan monster dalam dirinya. Berkat keributan yang (y/n) buat, situasi nya malah melenceng dari alur ceritanya dan hampir membunuh tokoh-tokoh penting, yaitu Stain juga para penyelamat Iida. Nasi sudah menjadi bubur, (y/n) tidak bisa lari dari kenyataan bahwa dirinya hampir memakan Stain juga Midoriya dkk.

Sraaahhh!

Dikala ada kesempatan, Todoroki langsung menyerang Stain dengan esnya sehingga memisahkan jarak dengan (y/n). Untuk saat ini dirinya harus menunda reuniannya dan bergabung dengan pasukan penyadar Iida Tenya.

(Y/n) berlari ke sisi Todoroki sembari memegangi bagian tubuhnya yang terluka. Sial, rasa sakitnya baru terasa sekarang! Terlebih, mengapa pula Stain menusuknya walau tahu quirk pria itu tidak akan mempan terhadapnya?

"Kau tak apa?" Tanya Todoroki

Mengangguk sebagai jawaban. Pandangan (y/n) beralih ke Iida. Pemuda itu masih memiliki hawa dendam tanpa menyadari situasi, terlebih luka akibat tusukan Stain membuat darah merembes hingga mewarnai aspal. Saat ini (y/n) ingin menyetrum otak Iida agar menjadi bodoh seperti Kaminari, sehingga mata melotot itu dapat hilang dan tidak menggangu (y/n).

Last or not?:( BnHA x Reader x OC ) {Revisi}Kde žijí příběhy. Začni objevovat