Ke sekolah lagi

334 67 9
                                    

Hari itu, bagaikan angin musim panas, terasa panas namun juga sejuk. Manik itu, yang menatap tanpa berkedip, seakan menghisap ku ke dalam netra birunya.

"Bagaimana kalau kita berpacaran?"

Dia menanyakan hal itu. Disaat itulah, keegoisan dan keserakahan ku muncul.

"Janji ya, kita akan seperti ini sampai menikah nanti"

Benar, aku berbohong lagi dan lagi. Sampai saat terakhir, aku pun mengucap sebuah janji yang seharusnya tidak ku ucapkan.

"Aku akan selalu, dan selamanya bersama mu"

Maaf, aku berbohong lagi.

****

"B-berat"

Manik mu menatap sosok yang menjadi alas jatuh mu. Terdiam sebentar, kau langsung berdiri, lalu mengangkat sosok yang hampir mati akibat menerima muatan manusia secara tiba-tiba. Kau tidak sadar, jika aksi mu seperti seorang pria berbadan kekar yang mengangkat sebuah helaian bulu.

"S-Shinsou! Jangan mati dulu, ok!"

Benar, kau salah mengkordinirnasikan tempat lagi. Kau malah ke tempat latihan Shinsou, yang mana kau amati diam-diam agar tahu seberapa besar perkembangan murid gelap walinya ini. Lalu bagaimana caranya kau mengamati orang ini walau dirimu tengah disibukkan dengan berbagai hal?

"Are? Ada orang lain kah?" Sosok wanita dengan balutan jas dokter, juga kacamata bulat yang menutupi netra (e/c)nya, muncul bersamaan dengan wali mu, mereka bergegas datang karena mendengar suara keras seperti barang yang terjatuh dari langit.

"..."/"..." Manik berwarna sama itu saling tatap. Kemudian, sang dokter wanita terlihat menahan amarah yang tampak jelas di raut cantiknya.

'Lu ngapa disini, kampret?'

''GUA SALAH TELEPORT!'

Sang pemilik rumah sakit ternama kedua, dialah bushin mu, sekaligus mata-mata yang kau suruh untuk mengawasi perkembangan Shinsou.

"Bisakah kau turunkan aku dulu?" Baiklah, kau lupa akan keterbalikan ini. Kau mengangkat tubuh Shinsou bagai mengangkat boneka, sangat mudah sampai-sampai Aizawa menatap syok akan pemandangan ini.

"T-tapi, kau terlu-"

"Tidak, cepat turunkan"

Kau menurunkan Shinsou. Sesaat, kau melihat wajahnya memerah sampai daun telinga. Kau peka akan hal itu meminta maaf selama semenit lamanya, bushin mu dan Aizawa yang datang bersamaan dengannya, menatap datar akan kekonyolan ini.

"Sudah, sudah. Aku langsung saja. Sedang apa kau disini, Toshinori?" Tanya Aizawa dengan wajah ngantuknya.

"A-aku salah teleport, pak. Maafkan saya, maafkan saya!"

Bunshin mu tertawa kaku, lalu menepuk bahu Aizawa seakan melarang mengintrogasi si tubuh utama. Ajaibnya, Aizawa menurut tanpa bertanya lagi. Kau menghela nafas, karena tidak perlu berfikir keras mencari jawaban atas pertanyaan dari walinya itu.

"Lain kali, kau harus menfokuskan tempat mana yang ingin kau tuju, jadinya kesalahan seperti ini tidak akan terjadi" ucap bunshin mu agar terlihat seperti sosok orang dewasa yang memberikan pelajaran pada sosok bocah SMA.

"Dengar itu, To-"

"(Y/n) saja, pak"

"Untuk apa aku memanggil kau dengan nama depan?"

Oh, benar juga. Dia guru dan dirimu hanyalah murid. Mana bisa guru mu dengan santainya memanggil nama depan mu begitu saja, malahan nanti akan ada gosip panas disekolah. Dan gosip itu mengenai seorang guru mengencani murid.

Last or not?:( BnHA x Reader x OC ) {Revisi}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang