BAB 3 - SISI LAIN SAMUDERA

Mulai dari awal
                                    

"Lo tunggu dulu Sam kesini. Nanti dia yang nganterin lo pulang," ujar Sagara

Jasmin menghela napas pelan dan menyenderkan kepalanya di bangku kayu yang ia duduki sekarang. Ia memejamkan matanya berharap kejadian yang dialami tadi tidak pernah dialaminya.

Beberapa menit kemudian terdengar deruh motor yang berdatangan. Jasmin membuka matanya memastikan siapa yang datang. Dari sini Jasmin dapat melihat gerombolan motor besar yang baru saja datang, dengan memakai jaket besar kebanggaannya. Tetapi, mata Jasmin berfokus mencari motor besar bawarna hitam yang di kendarai oleh laki-laki yang memakai banda hitam yang diikat di lengan kiri atas. 

"Gimana?" tanya Sagara

"Kalah. Kayak biasa," jawab Bisma yang diangguki oleh Sagara.

Samudera datang tergesa-gesa menuju tempat yang diduduki Jasmin. Ia khawatir. Ia tidak bisa memaafkan dirinya bila hal yang tidak-tidak terjadi kepada Jasmin.

"Je lo gak papa? Ada yang sakit? Bilang sama gue," tanya Samudera sambil memegang tangan Jasmin. Ia memastikan apa ada yang luka disana. Matanya benar-benar begitu teliti memastikan tangan Jasmin.

"Gue gak papa Sam," jawab Jasmin sambil tersenyum menenangkan.

Samudera tak berbicara lagi, cowok itu menggapai lengan Jasmin menelitinya. Matanya menajam ketika cowok itu melihat pergelangan tangan Jasmin yang memerah, rahangnya sedikit mengeras menahan amarah. Bagaimana bisa Jasmin mengatakan 'baik-baik saja' tadi?

Teman-teman Samudera bersiul menyoraki Samudera. Terlebih Bisma dan Sadewa mereka sampai melupakan wajahnya yang penuh luka akibat pertarungan melawan Lazer's tadi.

"Aku sakit nih bang," ucap Bisma dengan kekehan

Samudera memberikan tatapan mautnya kepada Bisma, dibalas dengan ucapan damai oleh Bisma. Samudera kembali melihat wajah Jasmin, tangan besarnya menangkup pipi Jasmin agar seluruh pandangann Jasmin terlihat olehnya. Mata cokelat terang Jasmin sempat menatap mata biru Samudera yang sedang melihatnya juga. Jasmin merasakan panas di pipinya di lihat oleh Samudera.

"Gue khawatir, Je," ucap Samudera kemudian melepaskan tangannya dari pipi Jasmin. 

Jasmin mendongak menatap Samudera yang jauh lebih tinggi darinya. "Gue enggak apa-apa, Sam. Muka lo sakit?" tanya Jasmin ketika melihat sudut bibir Samudera yang terlihat ada darah yang sudah mengering. "Gue obatin ya?" tanya Jasmin .

Samudera menyunggingkan senyum tipisnya. "Gak usah Je, gue gapapa kok. Gue anteri pulang ya." Ujar Samudera.

"Tapi itu-"

Samudera menarik tangan Jasmin lembut ke motor besarnya tanpa mendengar alasan Jasmin. Samudera pun tak lupa berpamitan kepada teman-temannya.

"Asal lo baik baik aja, itu udah cukup buat gue." ujar Samudera sebelum menaiki motornya.

Jasmin terdiam. Entah mengapa ada perasaan aneh yang tidak bisa dijelaskan dalam dirinya saat mendengar Samudera berkata seperti itu. Jasmin langsung tersadar saat Samudera memberikan helm padanya dan menyuruhnya naik.

Mungkin pikirannya tidak baik saat ini.

***

Jasmin mengedarkan pandangannya ke penjuru rumah Samudera ketika dirinya dan Samudera yang baru saja tiba di rumah cowok itu. saat motor Samudera tiba di depan rumah, Jasmin malah kembali berjalan ke arah rumah depannya tepatnya rumah Samudera. Jasmin memaksa akan mengobati sudut bibir Samudera yang terluka.

SAMUDERA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang