BAB 87 - KAMU MENGHILANG

33.4K 3.8K 5.9K
                                    

Haii semuanyaa!!! Siapkan hati dulu oke? Terus juga bacanya teliti jgn buru-buru, ok? 🤩

PALING PENTINGG!! JGN ADA YANG BAWA CERITA LAIN KE DALAM CERITA AKU!! Aku bener-bener enggak suka, mood nulis aku jadi turun. Maaf ya semoga kalian mengerti 🥰

Jangan lupa nabung karena Samudera bakalan terbit!! Kalian bisa peluk Samudera nantinyaa yeay!!! 💗

Target part ini 2k vote + minimal 5,5k komen!! Semangatt!!!

Semoga suka ya sama part ini! 💗

Semoga suka ya sama part ini! 💗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Takut akan janji. Setelah berkata, sepuluh menit kemudian, dunianya habis. — Caramel Aqiella Jasmin.

87. Kamu Menghilang.

DUNIA-NYA runtuh, di dalam bawah sadarnya terdengar pekikan nyaring yang masuk ke dalan telinganya, berkelana di dalam memorinya sampai Jasmin merasakan pusing yang menerpa kepalanya. Tubuhnya lemas tak bertenaga, kekuatannya seakan habis tersedot sampai ke dalam akarnya.

Melvano Benua Alterio : Je, Samudera kecelakaan.

Jasmin kembali lagi membaca pesan dari Benua barang kali ia salah membaca atau Benua salah mengirimkan pesan kepadanya. Tetapi, seberapa besar pikiran yang menepis semua itu tetap saja dirinya harus menerima kenyataan. Lagi. Bukan, lebih tepatnya di paksa menerima kenyataan.

Bimo, Bisma, dan Sadewa berjalan dengan tergesa-gesa kepadanya. Sedangkan, anggota D'Handzels lainnya masih berjaga di sekitaran taman hijau. Jasmin tak memperdulikan itu lagi, tubuhnya mencari sesuatu yang bisa menopang tubuhnya.

"Jasmin, tenang oke?" Bimo menuntun Jasmin ke kursi putih yang sudah di hias sedemikian rupa. Ya, untuk merayakan ulang tahunnya dan melihat bintang jatuh.

Jasmin menggelengkan kepalanya pelan. Matanya berkaca. "Lo bilang Samudera bakalan kesini?" tanyanya dengan suara parau.

Belum sempat Bimo dan lainnya memberikan ketenangan Jasmin segera mengotak-atik ponselnya dengan cepat. Kemudian, mendekatkannya ke telinga kirinya. Tangannya bahkan terlihat tremor.

Jasmin mengusap air matanya yang sempat terjatuh. Sambungannya belum terhubung, bahkan kaki Jasmin tak bisa diam menunggu sambungan di seberang sana terhubung.

"Benua, please angkat."

Bimo mengusap wajahnya kasar. Pukulan bagi mereka semua bukan hanya Jasmin tetapi seluruh anggota D'Handzels juga. Bisma mulai mengacak rambutnya, semua terlalu cepat baginya.

"Gue hubungin yang lain dulu." Sadewa langsung berlalu keluar taman menghampiri para anggota D'Handzels lainnya.

Jasmin mengangkat kepalanya karena gadis itu sedang duduk sedangkan Bimo dan Bisma masih berdiri di sampingnya. "Ayo bawa gue ke Samudera," ucap Jasmin dengan memohon.

SAMUDERA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang