Part 20

5.3K 656 457
                                    

Tak terasa seminggu telah berlalu semenjak kepergian ku dengan Jimin ke negara ini, selama seminggu ini kami banyak bertukar cerita dimulai dari Jimin yang menceritakan tentang kisah hidupnya saat masa kecil sampai sekarang, begitupun sebaliknya denganku.

Jimin memperlakukan ku layaknya bak seorang putri, pria itu lebih memprioritaskan diriku dibanding dirinya sendiri. Bisa kalian bayangkan bukan? Selama seminggu itu kami menghabiskan waktu berdua dengan di mulainya terbangun dari tidur lalu kami langsung pergi ke tempat tempat wisata disana, berbelanja, mengunjungi beberapa restoran mewah untuk sekedar memuaskan perut, tak lupa Jimin juga terkadang memberiku sebuah kejutan yang tak kuduga. Seperti beberapa hari yang lalu, ia mengajakku ke sebuah danau lalu setibanya disana kulihat ada sebuah perahu yang telah dipahat dengan bertuliskan namaku disana, pria itu berkata jika dia hanya ingin sekedar membuat hatiku senang.

Malam ini tepat seminggu lamanya aku berada di negara asing dan masih bersama pria bernama Park Jimin yang tengah duduk bersebrangan denganku, kini kami berdua sedang berada di sebuah restoran Korea yang ada di kota ini, kami memang sengaja datang kemari karena rasa rindu pada makanan asal tempat kelahiran kami itu. "Terimakasih." ucap Jimin pada seorang waiters yang sedang menata rapih makanan yang kami pesan di atas meja ini.

Tanpa berlama lama lagi kuambil sebuah sumpit yang ada di samping mangkuk itu dengan penuh energi. "Aku merindukan kalian." ucapku semangat dengan cepat ku ambil sepotong daging lalu ku masukan makanan itu ke dalam mulutku.

Jimin langsung tertawa saat melihat tingkah rakusku ini. "Makan lah dengan perlahan, kau seperti tidak kuberi makan selama setahun saja."

Aku langsung menutup mulutku yang penuh makanan ini dengan sebelah tanganku. "Bukan begitu Jim, aku hanya merindukan makanan seperti ini, sejak kita pindah kemari kau hanya memberiku makanan khas kota ini saja."

"Kau seperti menyalahkan semuanya padaku Hyena, padahal kau sendiri yang mengatakan saat aku bertanya padamu seperti ini." menaruh sendok lalu menirukan gaya bicaraku. "ingin makan apa Hyena? Lalu kau jawab begini, ~apa saja Jim asalkan aku makan dengan baik.~ begitu jawabanmu." ucapnya meledek sambil tertawa.

Ku pukul tangannya dengan menggunakan sumpit yang sedang ku pegang ini dengan cukup keras, yang membuat pria itu sedikit mendesis. "Berhenti meledekku seperti itu huh dasar kau ini sungguh menyebalkan sekali." ucapku sambil mengerucutkan bibirku sebal.

Jimin pun terkekeh sambil mengelus tangannya yang baru kupukul tadi. "Memang seperti itu Hyena, kau saja yang tidak sadar akan hal itu."



•••

Tak terasa satu hari telah ku lewati bersama dengan pria bernama lengkap Park Jimin, kami benar benar menghabiskan hari ini dengan penuh kegembiraan, setelah selesai dengan urusan soal menyenangkan perut, kami langsung bergegas kembali ke apartemen karena waktu yang semakin larut menuju malam.

Saat aku ingin melangkahkan kaki menuju pintu kamar apartemen tiba-tiba Jimin menarik tanganku. "Aku ingin mengajakmu melihat bintang diatas rooftop."

Dahiku mengerut saat Jimin menarikku, ku pasrahkan diriku ikut dengannya, Kemudian tak kusangka saat sesampainya disana ku lihat sebuah karpet dengan dua buah bantal dan beberapa makanan ringan yang sudah tersedia disana.

Tak lupa beberapa lilin dan lampion yang sudah tertata rapih dan menyala disana, seperti memberi cahaya pengganti lampu dan matahari di malam yang gelap ini. Ialah Park Jimin pria dengan segala ide nya yang bisa membuat siapapun jatuh hati dengannya.

Jimin berlari mendahului ku lalu ia langsung segera terduduk diatas karpet itu. "Hyena kemari lah duduk disamping ku." ajak Jimin menepuk nepuk karpet kosong di sebelahnya.

𝐔𝐥𝐭𝐞𝐫𝐢𝐨𝐫 [𝐌] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang