Part 3

11.6K 1.3K 449
                                    

Akupun beranjak pelan dan berjalan ke arah kamar mandi.

Aku mandi sekitar 20 menit lamanya. Lalu kupakai baju yang Jungkook siapkan tadi.

Setelah selesai mandi aku langsung bergegas kebawah karena aku sudah sangat lapar.

Rumah ini sangat luas aku sedikit kesulitan saat mencari dapurnya dimana. Aku berhasil menemukan dapurnya karena aroma masakan yang sangat enak.

Setelah sampai disana kulihat Jungkook yang sedang sibuk dengan masakannya sambil menggunakan celemeknya itu. Bahunya yang lebar dan tangan berototnya itu membuatnya terlihat seksi.

Apa yang sebenarnya kupikirkan.

Saat sedang berdiri diam sambil melihatnya, Dia langsung menoleh kearahku dan menggerakkan dagunya yang menyuruhku untuk duduk di kursi makan tersebut.

Setelah menunggu akhirnya dia membawa sepiring berisikan makanan ke meja tempat ku sedang duduk menunggunya. Lebih tepat nya menunggu makanan ku.

Awalnya kuragu apakah makanan ini enak atau tidak jadi kuicip sedikit dulu dan ternyata makanan ini sangat enak, entah aku sedang kelaparan jadinya semua makanan terasa enak dilidahku.

Jungkook yang ikut duduk hanya menatapku yang sedang asyik menyantap makanan ini dengan lahap.

Aku menengok ke arahnya dan berkata
"Kau tak ikut makan?" Ucapku dengan mulut yang terisi penuh.

Ia menggelengkan kepalanya sambil melipatkan kedua tangannya.

Akhirnya aku menghabiskan seluruh makanan tersebut tanpa sisa, Hatiku senang karena perutku akhirnya kenyang.

Dan Jungkook masih duduk diam dikursinya sejak tadi sambil tatapannya tidak beralih menatapku sedari tadi.

"Sudah kenyang tuan putri?" Ucapnya seperti mengejek.

Aku menganggukan kepala lalu tersenyum padanya.

"Kenapa kau yang memasak? Dimana pembantumu?" Tanyaku padanya, mustahil bukan jika dia tidak punya pembantu dengan rumah sebesar ini.

"Memasak bukan hal yang sulit bagiku ,seminggu yang lalu kupecat ia karena bekerja dengan tidak becus" ucapnya santai.

Sombong sekali dia.

"Lalu siapa yang merapihkan rumah sebesar ini?" Ucapku masih bertanya padanya.

"Itu bukan urusanmu, Urusanmu hanya harus melayani ku dengan baik" ucapnya menatap ku tajam.

"Melayani mu seperti apa, membersihkan rumah,memasak dan lain lain seperti pembantu apa itu maksudmu?" Ucapku polos.

Dia malah terkekeh.

"Jangan pura pura tidak mengerti dengan perkataan ku hyena" ucapnya smirk.

Aku benar benar tidak mengerti arti smirk nya yang menakutkan itu. Dan saat itu juga aku langsung teringat ayahku.

"Aku tidak mengerti dengan perkataan mu Jungkook, Sudahlah dimana ayahku sekarang dia baik baik saja bukan?" Ucapku khawatir mengingat ayahku.

"Kenapa kau menanyakan pria sialan itu yang jelas jelas dia sudah menyerahkan mu padaku hyena" ucap Jungkook.

"Karena dia Ayahku, aku harus tau bagaimana keadaannya sekarang, dan dia tidak mungkin menyerahkanku begitu saja padamu" ucapku padanya.

"Jika ku katakan ayahmu sudah mati bagaimana?" Ucapnya santai.

"Apa maksudmu Jungkook dimana ayahku aku ingin melihatnya" ucapku sedih tak percaya jika ayah pergi meninggalkan ku selamanya karena peristiwa ledakan itu.

"Kau tidak perlu tau dia dimana dan apakah dia masih hidup atau sudah mati karena mulai sekarang jangan tanyakan pria itu lagi" ucapnya menatap ku tajam.

Pria itu gila kenapa aku tidak boleh tau bagaimana keadaan yang sudah jelas dia adalah ayahku, bukan seperti dirinya yang mengaku bahwa aku miliknya secara tiba-tiba.

Aku harus mencari ayahku, aku harus pergi dari sini tapi dimana pintu keluarnya.

Kulihat sekitarku sambil mencari dimana pintu keluar dirumah sebesar ini.

"Sedang mencari apa? Pintu keluar? Jangan harap kau bisa kabur dariku hyena." ucap Jungkook dengan penekanan.

Bagaimana dia bisa tau jika aku sedang mencari pintu keluar, Apa dia bisa membaca isi pikiranku?.

"Aku ingin pulang Jungkook" ucapku dengan tatapan memohon.

"Kau ingin pulang kemana hyena sudah jelas sekarang kau sudah ada di rumahmu" ucapnya.

"Tidak, Ini bukan rumahku, aku ingin pulang ke rumah orang tua ku pasti mereka sedang mencemaskan ku sekarang" ucapku padanya.

"Mereka tidak akan mecemaskanmu karena mereka sudah menyerahkanmu padaku dan sekarang aku yang bertanggung jawab atasmu" ucapnya sambil menaikan kaki ke atas meja.

"Aku tidak percaya dan tidak peduli dengan ucapannya itu yang kuingin kan sekarang adalah pulang ke rumah orang tuaku" ucapku kesal padanya.

"Sudah kubilang mulai sekarang ini rumahmu dan mereka sudah menyerahkanmu padaku hyena" ucap Jungkook tegas penuh penekanan.

"Kumohon jangan bicara omong kosong lebih baik sekarang kau beritahu aku dimana pintu keluar aku akan pulang sendiri" ucapku berani padanya.

Jungkook kesal karena hyena terus membantah dirinya. Dia menurunkan kakinya dari atas meja lalu menatapku dengan tajam.

"Jangan membuatku marah hyena, Dan jangan coba coba untuk kabur dari ku" ucap Jungkook dengan tatapan tajam dan rahang nya yang mengeras.

"Aku berhak menemui mereka dan tolong jangan larang aku untuk pergi" ucapku sedikit takut padanya.

"Masuk ke kamar sekarang hyena" ucap Jungkook telinganya memerah dan rahangnya semakin mengeras.

"Aku ingin pulang Jungkook" ucapku teriak padanya.

Dia tidak mengubris ucapanku.

Dia berdiri dari tempat duduknya lalu menghampiri ku dengan tatapan yang sangat menusuk seperti ingin membunuhku. Dengan cepat dia menarik tanganku untuk berdiri lalu mengangkat tubuhku ke bahunya dengan sangat mudah.

Aku terkejut dibuatnya karena aku tidak pernah di perlakuan seperti ini. Aku memberontak sambil memukul mukul punggungnya itu agar dilepaskan.




Tbc.

𝐔𝐥𝐭𝐞𝐫𝐢𝐨𝐫 [𝐌] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang