Marah

1.1K 53 0
                                    

Aku baru merasakan seaneh ini. Rasanya beberapa minggu ini ada yang menghilang, aku tidak menemukan Zahra yang sering mengeluarkan kata.

Aku mencari Zahra di setiap penjuru kampus, aku ingin mengabarkan kalau aku lolos dalam pengajuan beasiswa. Aku tidak menyadari kalau sudah tiga hari ini tak pernah bertemu dengan Zahra, dia kemana?

"Mon!" teriakku saat berpapasan dengan Mona.

"Liat Zahra ga?" tanyaku

"Udah lama ga liat," ujarnya, aku menghela napas.

Aku juga sudah berusaha mengirim pesan. Namun, tidak ada satu pun pesan yang dibalas olehnya. Aku juga sudah menelepon dia, namun tidak aktif.

Sampai siang ini aku masih ada di kampus, padahal tidak ada sistem pembelajaran. Akhirnya, aku berjalan menuju kantin.

"Kamu lolos beasiswa yah?" tanya Ridwan memulai percakapan. Kami berdua memang sedang duduk berdua di kantin kampus, aku dan dia sedang menunggu makanan yang kami pesan.

"Iya nih, dapat di Surabaya," jawabku dengan riang. Aku bahagia luar biasa, tapi bagaimana kabar dengan Zahra?

"Liat Zahra ga?" tanyaku.

"Udah lama gapernah liat nih," balasnya. Aku terdiam, melamun memikirkan tentang keberadaan Zahra. Mungkin aku harus ke rumahnya sore ini.

"Berarti kita bakal terpisah," ucap Ridwan, dia terlihat sedih.

"Ahkk... kita kan bisa berkomunikasi," kataku.

"Oh iya, kalian udah lama bersahabat?" tanyanya.

Aku tersenyum. "Mungkin udah lama."

Ridwan tertawa. "Pantesan," ujarnya.

"Kenapa?" tanyaku dengan bingung.

"Baru kehilangan Zahra sehari aja udah sedih," katanya dengan tertawa.

"Gua udah tiga hari ga ketemu dia," ujarku.

"Kemarin pagi masih ada," sahut Jalal, dia duduk bergabung dengan kami.

"Oh, yah?" kataku dengan bingung. "Tapi kok gua gapernah ketemu dia, ya?" ujarku, lebih terkesan bertanya.

"Mana tahu," kata Jalal dengan santai.

Sebenarnya, ada apa dengan Zahra? Kenapa Zahra menghilang? Terakhir chatan kalau Zahra meminta izin untuk mengumpulkan tugas sendiri, Naila mengiyakan saja. Sejak saat itu dia tidak pernah lagi berkomunikasi ataupun bertemu.

Pertemuan terakhirnya saja saat mereka sedang kerja kelompok. Aku memang mudah bergaul dengan siapapun, tetapi hanya Zahra lah yang mampu memahamiku dengan tulus. Akhir-akhir ini aku memang merasakan hubungan persahabatan kami sedikit tenggang, itu karena ulahku yang belum juga siap bercerita.

Ini termasuk masalah sepele, tidak mungkin juga kalau Zahra mengetahuinya. Banyak orang yang mengatakan kalau kemarin mereka sempat bertemu dengan Zahra, kenapa aku tidak bertemu dengannya?

Sejujurnya perasaanku akhir-akhir ini selalu gelisah, entah apa yang sedang aku pikirkan. Aku ingin jujur kalau selama menikah, kehidupanku berubah drastis. Banyak kebohongan yang sering aku lontarkan.

Aku benar-benar terkejut ketika Zahra sering ke kampus, kenapa dia tidak mencariku? Sepenuhnya aku merasakan khawatir yang sungguh luar biasa. Selama ini, aku dan Zahra sudah seperti perangko. Rasanya berbeda kalau aku harus berpisah dengannya.

💊💊💊

Aku menatap rumah megah berlantai dua, disana terlihat sepi. Aku membuka gerbang yang memang tidak dikunci, berkali-kali aku memencet bel namun tidak ada sahutan.

Jodoh Terbaik (Tahap Revisi)Where stories live. Discover now