6 - Selir

59.4K 6.9K 79
                                    

"Aku ingin kau menjadi selirku," Ucap Raja Lysander menunjuk kearah Arstrella.

Semua mata tertuju kearah Arstrella "T-tetapi aku tidak pantas." Ucap Arstrella mengeleng.

"Aku yang menentukan pantas atau tidak pantasnya dirimu," Lysander menatap Arstrella.

Lysander telah memikirkan hal ini sejak lama, ia akan menyiksa Arstrella dan tidak akan membiarkannya mati begitu saja. Jika Arstrella mati maka ia akan kembali ke Kerajaan Langit untuk menyiksanya lagi. Inilah akibatnya jika dia memilih pergi dari Kerajaan Langit.

******

Hari ini adalah hari pengangkatan Arstrella menjadi selir. Acara yang diadakan sangat sederhana, bahkan terlalu sederhana. Bahkan tidak ada pesta sama sekali, hanya mengadakan beberapa upacara dan penghormatan kepada langit.

Setelah semuanya selesai Arstrella berada dikamarnya. Ia ingin istirahat setelah semua yang telah terjadi secara tiba-tiba. Ini adalah hari pertamanya menjadi selir, ia takut jika Raja Lysander akan mengunjunginya. Ia belum siap menghadapi bahwa ia harus melakukan sesuatu layaknya suami-istri.

Ceklekk...

Seseorang membuka gagang pintu, Arstrella baru saja ingin tidur. Mendengar suara seseorang membuka pintu membuatnya panik dan takut. Ia takut apa yang ia pikirkan akan terjadi.

Lysander dengan wajah bak malaikat alis mata yang tebal dan bola matanya yang bewarna hitam pekat terus menatap kearah Arstrella, ia berjalan kearah Arstrella. Tercium bau alkohol di tubuhnya, Arstrella sangat ketakutan sekali ketika mencium aroma alkohol di tubuh laki-laki yang menuju kearahnya.

"Akhirnya, ketemu." Ucap Lysander seraya mabuk. Ia menarik selimut yang menyelimuti Arstrella.

"J-jangan" Ucap Arstrella ketakutan.

"Sudah lama sekali aku mencarimu," Ucap Lysander sambil mengusap wajah Arstrella dengan lembut.

Kenapa Raja yang terkenal dengan ketegasan dan ketampanannya mencarinya? Apa salahnya kali ini? Banyak sekali pertanyaan yang ingin Arstrella tanyakan. Tetapi ia tidak berani untuk menanyakannya. Ia takut, takut dengan Raja yang berada di hadapannya saat ini.

Lysander mengengam erat kedua tangan Arstrella, Arstrella terus memberontak untuk meminta dilepaskan. "Lepaskan aku," Ringis Arstrella kesakitan.

"Jika aku tidak mau?" Tanya Lysander yang semakin mencengkram erat tangan Arstrella.

Arstrella terus mencari cara untuk melepas cengkramam sang Raja. Ia tidak bisa menahan kekuatan sang Raja yang berkali-kali lipat dari kekuatannya.

"Kau adalah selirku, aku berhak atasmu," Ucap Lysander menatap Arstrella dengan dalam.

Arstrella tidak berani menatap Lysander, ia hanya bisa berdoa agar Lysander segera melepaskannya.

"Tapi, aku.." Ucap Arstrella terhenti, ketika Lysander dengan brutal mencium Arstrella.

Arstrella terus menerus memberontak, Lysander melepaskan ciumnya ketika mereka kehabisan nafas, Arstrella mencari pasokan oksigen, ia kehabisan oksigen karena ulah sang Raja. "Lepaskan aku," Arstrella terus menerus memberontak. Tetapi semakin Arstrella memberontak semakin erat cengkraman Lysander.

"Tidak akan," Ucap Lysander seraya senyum kemenangan.

"Tatap aku," Perintah Lysander melihat kearah Arstrella yang terus menerus berusaha menghindari mata Lysander.

Arstrella mengelengkan kepalanya pelan, Lysander dengan emosi memegang kedua pipi Arstrella dengan satu tangannya. "S-sakit," Ringis Arstrella kesakitan. Arstrella masih tidak berani menatap sang Raja yang berada didepannya.

"Dimana tatapan kesombonganmu saat terakhir kali kau menatapku," Ucap Lysander mengingat kejadian terakhir di Kerajaan Langit.

"Kesombongan?" Ulang Arstrella tidak mengerti.

"Aku tidak suka dengan tatapanmu yang pengecut seperti ini. Aku menyukai tatapan sombong dan penuh dendam seolah kau ingin jadikan aku sebagai santapanmu," Lanjut Lysander.

Arstrella sama sekali tidak mengerti apa yang dimaksud Lysander. Sombong dan penuh dendam? Ia memang ingin membalas dendam kepada orang yang telah merudungnya dan membuatnya ingin bunuh diri. Tetapi ia sadar diri, ia tidak mungkin bisa melawan mereka.

Arstrella Where stories live. Discover now