11 - Dimana Dia?

38.6K 4.7K 29
                                    

Lysander berjalan masuk ke kamar Arstrella, tetapi tidak menemukan Arstrella di kamarnya. "Dimana dia?" Lysander sudah mencari Arstrella dimana-mana tetapi tidak menemukannya.

Lysander sangat frustasi sekali, bahkan ia menyuruh para pelayan dan pengawal mencarinya.

Hari sudah malam, tetapi ia masih belum bisa menemukan Arstrella. Apakah ia memperlakukan Arstrella terlalu kasar semalam? Apakah Arstrella kabur dari istana? Atau Arstrella bunuh diri? Jika Arstrella bunuh diri sekarang dan tidak ada Lysander disampingnya, dia akan terlahir lagi menjadi manusia. Itu akan membuat semua dewa dan dewi dari Kerajaan Langit mencarinya lagi. Sangat merepotkan.

"Raja, seorang pelayan melihat selir keempat berjalan kearah gudang belakang." Ucap seorang pengawal.

Lysander lansung bergegas berjalan kearah gudang belakang dan membuka pintu gudang yang terkunci. Ia menelusuri seisi gudang dengan matanya.

"Arstrella," Ucap Lysander yang melihat Arstrella tidak sadarkan diri.

Lysander lansung mengendong Arstrella dan memanggil nama Arstrella berkali-kali. Tubuhnya sangat dingin dan lemas, bibirnya memutih dan wajahnya sangat pucat. Membuat Lysander sangat khawatir.

Lysander meletakan Arstrella diatas kasur dan menyelimuti Arstrella. Dokter memeriksa keadaan Arstrella yang sama sekali tidak terlihat baik-baik saja.

Dokter yang memeriksa Arstrella menghela nafas kuat, "Ia mengalami syok, kelelahan, dehidrasi dan hipotermia ringan, Tuan." Ucap dokter yang menganalisi Arstrella.

"Baiklah, aku mengerti." Ucap Lysander.

Dokter dan para pelayan segera keluar dari kamar Arstrella dan sekarang hanya tersisa Arstrella dan Lysander, berdua.

Lysander membaringkan dirinya di samping Arstrella, ia memeluk Arstrella yang sedang tidak sadarkan diri.

******

Arstrella terbangun keesokan harinya, ia melihat kearah Lysander yang sedang tertidur dan memeluknya erat.

Lysander yang sedang tertidur mengdekap Arstrella semakin erat. Nafas Lysander yang terkena kulit Arstrella membuatnya merinding.

Pelan-pelan Lysander membuka matanya, ia masih memeluk Arstrella dengan erat. Ia menoleh kearah Arstrella yang sepertinya risih dengan pelukannya.

"Kenapa? Kau risih denganku?" Kalimat pertama yang keluar dari mulut Lysander setelah ia bangun.

Arstrella diam, tidak menjawab pertanyaan Lysander.

"Aku akan menyuruh para pelayan untuk membawakan makanan ke kamarmu." Sambung Lysander.

Selang beberapa menit seorang pelayan membawakan makanan ke kamar Arstrella.

"Selamat menikmati, Tuan dan Nona." Pelayan itu mengundurkan diri dan berjalan keluar dari kamarnya.

"Makanlah," Pintah Lysander.

Arstrella hanya menatap makanannya tidak selera, ia masih sangat syok memikirkan kejadian di gudang belakang.

"Aku tidak mengulang ucapanku."

Arstrella tetap dalam pendiriannya, ia memilih untuk tidak memakan makanan yang ada di depannya.

Lysander mengepalkan tangannya. Sikap Arstrella yang sangat keras kepala sangat sulit dihilangkan, bahkan saat ia menjadi manusia.

Lysander memotong roti yang ada di depannya dan memasukan kedalam mulutnya. Ia memegang tengkuk Arstrella dan mentransferkan roti itu lewat ciuman.

Arstrella membelalakan matanya dan mendorong Lysander menjauh, "Apa yang kau lakukan?" Tanya Arstrella dengan tatapan tidak percaya dan membersihkan bibirnya

"Makanlah atau aku akan menyuapimu seperti tadi." Lysander tersenyum miring melihat ekspresi Arstrella.

"Menjijikan," Ucap Arstrella dan memakan makanannya.

Lysander tersenyum, "Sikapmu mulai mirip dengan Arstrella yang kukenal. Aku menyukai sikapmu itu."

Arstrella menatap Lysander, ia sama sekali tidak mengerti ucapan Lysander. Arstrella yang ia kenal? Apakah ada orang lain yang bernama Arstrella? Atau ada seseorang yang mirip dengannya? Atau apakah ia mirip dengan wanita yang ia cintai? Banyak sekali pertanyaan di dalam benaknya. Tetapi ia lebih memilih untuk diam.

❤❤❤❤

Note:
Hipotermia merupakan kondisi dimana temperatur tubuh menurun drastis di bawah suhu normal.

Arstrella Where stories live. Discover now