34 - Peringatan

28.5K 3.6K 52
                                    

HAHAHAHAHA

Suara tertawa yang nyaring membuat semua dewa dan iblis merinding. Kedua mata merah terlihat di dalam gumpalan hitam.

"Aku menyukai kata-katamu itu. Hal terakhir selalu mencul diakhir." Arstrella keluar dari gumpalan hitam milik Ares dan dengan cepat mencekik Ares.

"Aku tidak menyukai permainan membosankan seperti ini. Aku mohon hiburlah aku dengan kekuatanmu." Arstrella terlihat bosan dengan pertarungan yang ia rasa bisa dimenangkannya dengan mudah. Ia membutuhkan perlawanan agar ia merasa senang.

Seluruh kesadaran Arstrella dikuasai oleh iblis yang ada ditubuhnya yang selalu terpendam dan hanya bisa keluar ketika Arstrella marah.

"K-kau tidak akan bisa menang dariku." Ucap Ares yang tersenggal-senggal karena tercekik. Kesombongannya sama sekali tidak pudar darinya.

"Aku membenci orang yang lemah seperti dia. Aku sangat membencinya." Arstrella membayangkan dirinya yang lain. Yang selalu mengalah dan selalu memilih untuk tidak membunuh siapa pun.

"Dan aku juga membencimu. Setiap kau menyentuhku, aku akan lansung lenyap dan menghilang." Sambung Arstrella dan menunjuk kearah Lysander.

Lysander memegang kepalanya lagi, rasa sakit dikepala dan hatinya seolah ingin melindungi wanita yang sedang menunjuknya.

"Lemah," Satu kata yang diucapkan Arstrella dan melempar Ares hingga terpelanting jauh.

Arstrella membalikan tubuhnya dan menatap kearah Lysander. "Selama aku yang menguasai tubuh ini. Aku tidak akan membiarkan diriku kalah dan menjadi lemah." Jelas Arstrella kepada semua dewa dan iblis yang berada di Aula Kerajaan Langit.

Petir yang terus menyambar seakan memperingati semua iblis dan Dewa. Dengan sekali hentakan Arstrella menghilang diikuti petir. "Aku akan membuat kalian selalu mengingatku." Suara Arstrella mengema di seluruh penjuru bagaikan peringatan.

Begitu Arstrella pergi, para iblis memilih mundur. Ares yang sedang terpingsan karena serangan Arstrella dibawa kembali ke Kerajaan Iblis oleh Bian, tangan kanannya.


****

Drystan dengan cepat mendarat ke Kerajaan Langit setelah mendengar semua kejadiannya dari seorang Dewa. "Lagi-lagi aku terlambat."

Drystan berjalan kearah Lysander dan melayangkan satu pukulan kearah Lysander. "Kau bahkan memberikannya hukuman lagi dan kau juga melihat saja pertengkaran hebat itu tanpa menghentikannya?" Tanya Drystan dengan amarah yang tertahankan.

"Apa kau ingin aku melindunginya?" Tanya Lysander dengan wajah datar.

Drystan seakan kehilangan kata-kata mendengar pertanyaan Lysander. "Kau adalah Kaisar terburuk yang pernah aku temui." Ucap Drystan dan melayangkan tinjunya sekali lagi.

Kepala Lysander seolah terasa sangat sakit beberapa kilasan tentang Arstrella muncul dikepalanya.

Pelahan-lahan semua ingatannya tentang Arstrella muncul kembali "Arstrella, Bagaimana bisa aku melupakannya?" Gumam Lysander setelah semua ingatannya kembali.

"Semuanya sudah telat, kau tidak bisa membalikan waktu." Ucap Drystan dan berjalan meninggalkan Lysander.

Di benak Drystan sekarang hanya mengarah ke seseorang. Seorang dewi yang selalu mencari masalah dengan Arstrella, yaitu Luthien.

Drystan berjalan kearah kamar Luthien dan membanting pintunya begitu saja. Luthien terbaring lemah akibat kekuatan Arstrella yang terkena tubuhnya.

"D-dewa Perang, apa yang membuatmu kemari?" Tanya Luthien gemetar ketika melihat Drystan.

Drystan seorang Dewa Perang yang terkenal dengan kuat dan pintar melekat didalam tubuhnya.

"Hampir semua iblis dan dewa tau aku tidak pernah melukai ataupun membunuh wanita. Tapi, jika kau menyentuh wanitaku lagi. Aku akan melanggar aturan yang telah kubuat dan membunuhmu dengan kedua tanganku. Jadi lebih baik kau diam dan  jangan melakukan apapun dengan wanitaku." Ucap Drystan memperingati Luthien dan menatapnya dengan sinis.

Arstrella Where stories live. Discover now