25 - Balas Dendam

34.2K 4.3K 4
                                    

"Arstrella, telah kembali. Bagaimana bisa? Bukannya ia telah mati 1000 tahun yang lalu." Ucap Ares, Raja Iblis menatap kearah kilatan petir hitam dan merah yang terus menyambar.

"Apakah ini pertanda sesuatu yang tidak diinginkan akan terjadi?" Tangan kanan Ares menatap petir merah dan hitam dengan ngeri.

"Mungkin saja." Jawab Ares tersenyum miring.

*****

Arstrella memegang kepalanya yang tidak sakit dan tersenyum. Ia mencoba mengingat semua kejadian 1000 tahun lalu sampai sekarang.

"Darimana aku harus memulai balas dendam? Apakah aku harus memulai dari Ares? Atau Luthien? Sangat banyak sekali yang membuatku kesal." Pikir Arstrella sambil tersenyum. Ia bukanlah tipe yang mudah ditindas. Selama ini hidupnya terasa sangat menderita.

Drystan segera masuk ke dalam kamar Arstrella ketika melihat petir yang terus menyambar. "Arstrella," panggilnya ketika melihat Arstrella yang berdiri di dekat jendela.

Arstrella menoleh kearah sumber suara, "Selamat pagi, Drystan." Sapa Arstrella sambil tersenyum.

Drystan mengernyitkan dahinya. Ia menatap Arstrella dengan ragu. Bagaimana bisa dalam sehari sikap Arstrella lansung berubah.

"Atau aku harus memanggilmu dengan sebutan Dewa Perang? Terima kasih, selama ini kau telah menyelamatkanku dan menghiburku." Ucap Arstrella dengan sungguh-sungguh.

"Apa kau baik-baik saja?" Tanya Drystan bingung.

"Apa aku terlihat aneh?" Tanya Arstrella kembali.

Drystan mengangguk pelan, tapi ia menyukai Arstrella yang seperti ini.

"Bolehkah aku meminta arak? Sudah lama sekali aku tidak meminumnya rasanya sangat hampa sekali." Melas Arstrella.

"Tidak, Arstrella. Kau baru sembuh dan kau akan kembali sakit jika meminumnya." Ucap Drystan dengan lembut.

"Umurku telah ribuan tahun tapi mengapa anak kecil sepertimu selalu menasehatiku."

"Apakah ingatanmu telah kembali, Arstrella?" Tanya Drystan dengan ragu.

Arstrella menggangguk, "Kau sangat tidak sopan sekali. Bukannya kau seharusnya memanggilku dengan sebutan kakak? Tante? atau nenek? Umurku 4 kali lipat darimu." Arstrella mensentil kening Drystan.

"Bukankah kita seumuran?" Tanya Drystan lagi.

"Apakah Lysander tidak pernah menceritakan tentangku?"

Drystan mengeleng pelan. Arstrella terdiam sejenak dan menceritakan ulang kejadian 1000 tahun lalu kepada Drystan.

Drystan tersenyum mendengarnya, "Aku semakin menyukaimu." Ucap Drystan sambil tersenyum.

"Kenapa anak kecil seperti kalian selalu mengatakan menyukaiku?" Tanya Arstrella bingung.

"Mungkin karena dirimu menarik."

"Dimana Lysander berada?" Tanya Arstrella lagi.

'Sudah saatnya aku memberi dia sedikit pelajaran.' Lanjut Arstrella dalam hati.

"Dia berada di Kerajaan Mortala."

"Antar aku kesana." Perintah Arstrella.

Semua sifat buruk Arstrella telah kembali. Sifat angkuh, keras kepala, berhati dingin dan suka memerintah. Semuanya telah kembali.

Drystan dan Arstrella berjalan kearah gerbang istana. Arstrella terdiam saat melihat kuda yang ada di depannya.

"Aku tidak tau cara menunggang kuda." Gerutu Arstrella yang menatap kuda putih yang ada didepannya saat ini.

"Kalau begitu, naiklah." Drystan mengulurkan tangannya dan dibalas oleh Arstrella.

Mereka telah tiba di Kerajaan Mortala. Tanpa pikir panjang Arstrella lansung berjalan menelusuri Kerajaan Mortala untuk mencari Lysander. Sedangkan Drystan berada di depan pintu gerbang Kerajaan. Ia tidak diizinkan untuk masuk ke Kerajaan Mortala.

"Dasar tidak tau malu."

"Bisa-bisanya dia membawa Raja dari Kerajaan lain."

"Pasti mereka berselingkuh."

Nyinyiran demi nyinyiran terus terdengar di telinga Arstrella. Arstrella menatap sinis kearah sumber suara dan terus berjalan mencari Lysander.

"LYSANDERR," Panggil Arstrella dengan suara lantang ketika melihat Lysander.

Arstrella Where stories live. Discover now