(S2) 44 - MINGGIR!!

16K 2.2K 38
                                    

"Kemana kau akan membawaku?" Tanya Arstrella lagi tetapi terus mengikuti langkah kaki Mosha.

Langkah kaki mereka terhenti ketika melihat pintu besar dengan rantai yang besar meliliti pintu itu.

Dengan kekuatan Api Mosha, ia membuka pintu itu dan mendorong Arstrella masuk ke dalam ruangan itu.

Arstrella berjalan pelan memasuki ruangan yang lebih tepatnya sebuah kamar. Rasa sunyi menyelimuti Arstrella. Ia terus berjalan dan melihat seorang pria yang sedang meringkuk di lantai dengan pandangan yang kosong.

Pria itu menatap Arstrella sambil tersenyum dan menghampirinya. "Ternyata benar hanya di mimpi aku dapat bertemu denganmu." lirih pria itu pelan dan memeluk Arstrella dengan sangat erat.

"Aku sangat merindukanmu, aku ingin tertidur untuk selamanya agar bisa terus memimpikanmu. Aku benar-benar sangat merindukanmu" Lanjutnya dengan nada yang sendu sambil meneteskan air matanya.

Arstrella berusaha menenangkan pria yang ada di depannya dengan cara menepuk-nepuk punggung pria itu. Ia bingung apa yang sebenarnya terjadi dengan pria yang sedang memeluknya saat ini.

"Rasanya nyaman ketika kau menenangkanku seperti ini." Pria itu memeluk dan mengelus rambut Arstrella.

"Apa kau sedang terluka? Apa yang terjadi padamu?" Tanya Arstrella pelan dengan nada khawatir.

Pria itu tersenyum tipis, "Aku sangat terluka, ketika melihatmu dibawa oleh iblis itu dan aku tidak bisa melakukan apapun. Aku sangat menyesalinya sekali. Tetapi setelah melihatmu lagi dimimpiku, aku merasa akan baik-baik saja."

"Kenapa kau berada disini sendirian? Kau pasti merasa sangat kesepian dan tertekan." Tanya Arstrella yang berusaha menenangkannya.

Pria itu mengeleng dengan pelan, "Lebih baik mereka mengunciku disini. Jika tidak aku akan membunuh dan menyalahkan mereka semua ketika mengingat betapa menderitanya hidupmu. Aku sama sekali tidak bisa mengontrol diriku jika itu berkaitan denganmu. Untukku berada di kamar ini dan mengomsumsi obat tidur itu lebih baik daripada terus membunuh orang yang tidak bersalah. Hanya saat melihatmu dimimpiku aku bisa merasa tenang." Pria itu meneteskan air matanya lagi.

Arstrella menatap kearah pria itu dan menghapus air mata yang membasahi pipinya. "Drystan, sadarlah. Ini bukan mimpi, aku telah kembali. Maaf, telah membuatmu menderita dan menunggu selama ini" Ucap Arstrella yang menghapus air mata Drystan.

"Berhentilah bercanda, bahkan ini telah puluhan ribu tahun tapi aku masih belum bisa menemu--."

"Tidak, ini bukan mimpi. Di dalam mimpiku Arstrella tidak pernah berbicara denganku dan hanya tersenyum." Lanjut Drystan yang tersadar dan melihat kedua bola mata Arstrella.

"Ini bukan mimpi, ini nyata." Tegas Arstrella sekali lagi.

Drystan lansung memeluk Arstrella dengan erat. "Aku merindukanmu, Arstrella. Jangan tinggalkan aku lagi, Arstrella."

Kepala Arstrella tiba-tiba terasa sangat sakit. Kalimat terakhir yang diucapkan Drystan seolah berputar-putar dikepalanya. Kalimat yang membuatnya merasa ia tidak sendirian.

"Aku--" pandangan Arstrella menghitam dan membuatnya lansung terjatuh. Kepalanya terus terasa sakit ketika ia berada di Kerajaan Langit.

BRAKKKK....

Suara pintu yang dibanting dengan keras oleh Lysander dan tatapan yang penuh dengan kemarahan seolah ingin membunuh siapa pun yang mendekatinya.

Dengan cepat Lysander berjalan ketempat Arstrella, tetapi Drystan menghalanginya.

"MINGGIR!!" Seru Lysander yang menatap sinis kearah Drystan.

"Tidak, aku tidak akan membiarkanmu mendekatinya lagi. Ia terus merasa kesakitan didekatmu. Aku--"

Brakk...

Kekuatan Lysander yang begitu kuat dengan mudahnya mendorong Drystan yang sedang lemah hingga terbentur ke dinding dan segera mengendong Arstrella keluar dari kamarnya.

"Jangan pernah mencampuri urusanku," Lysander memberikan peringatan pada Drystan dan menatapnya dengan sinis.


Arstrella Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang