15 - Demam

37.1K 4.6K 29
                                    

Lysander yang terus mencium Arstrella dengan brutal mendadak terjatuh menimpa Arstrella.

"R-raja?" Panggil Arstrella dan mengeser badan Lysander untuk berpindah ke sampingnya. 

Tidak ada jawaban dari Lysander. Matanya tertutup, "Apakah ia ketiduran?" Batin Arstrella mencoba mengoyang-goyangkan tubuh Lysander agar terbangun, tetapi nihil.

Reflek Arstrella memegang kening Lysander yang panas, "Demam? Aku akan memanggil dokter." Ucap Arstrella sambil memakai kembali piyamanya dan berjalan keluar namun tangannya ditarik oleh Lysander.

"Jangan,"

"Tapi tubuhmu sangat panas."

"Aku membenci dokter." Ucap Lysander dan menarik tangan Arstrella hingga terjatuh di pelukan Lysander.

Lysander memeluk Arstrella dengan sangat erat. Arstrella mencoba melepas pelukan Lysander tetapi Lysander memeluk Arstrella semakin erat.

"Diamlah, ini rasanya hangat." Ucap Lysander yang memeluk Arstrella dan meletakan kepalanya dibahu Arstrella.

Kali ini Arstrella memilih mengalah. "Apa kau yakin akan baik-baik saja?" Tanya Arstrella dengan nada khawatir. Tubuh Lysander sangat panas dan kondisinya tidak baik-baik saja.

"Apa kau sedang mengkhawatirkanku?"

"Tidak,"

"Aku suka ketika kau khawatir denganku."

"Sudah kukatakan tidak." Bohong Arstrella, tentu saja saat ini ia khawatir dengan Lysander. Jika sesuatu terjadi dengan Lysander ia yang akan disalahkan.

"Jangan bergerak Arstrella. Biarkan aku tertidur untuk sebentar saja."

"Baiklah,"

Lysander tersenyum dan menutup matanya. Rasanya sangat nyaman sekali ketika Arstrella bersifat lembut padanya.

'Aku sangat tidak suka menjadi manusia. Tetapi karena ada dirimu aku sedikit menyukai diriku yang seorang manusia.' Batin Lysander.

****

"Arstrella, bangunlah." Lysander mengelus rambut Arstrella.

Arstrella mengucek matanya dan melihat dirinya berhadapan dengan dada bidang Lysander.

"Jika kau terus bernafas di dadaku. Aku tidak yakin bisa mengontrol diriku lagi."

Arstrella lansung terbangun dan mengubah posisinya menjadi duduk. "M-maafkan aku. Aku ketiduran."

Kruk.. kruk..

Suara perut Arstrella berbunyi, ia belum memakan apapun sejak tadi pagi dan sekarang matahari mulai terbenam.

"Aku sudah menyiapkan makanan untukmu. Setelah kau selesai makan aku akan mengajakmu ke suatu tempat."

Arstrella mengangguk, ia memakan makanannya dengan lahap. Berbeda dengan Lysander yang memakan makanannya dengan sangat tenang.

"Apa kau sudah selesai makan?" Tanya Lysander ketika melihat piring Arstrella sudah tidak berisi.

Arstrella mengangguk pelan. Lysander menarik tangan Arstrella dan mengajaknya keluar dari istana. Lysander berjalan keluar dari istana dan terdapat seekor kuda disana. Ia menaiki kudanya dan mengulurkan tangannya untuk membantu Arstrella naik. Arstrella membalas tangan Lysander dan menaiki kuda. Ia duduk dibagian depan dan Lysander duduk dibagian belakang.

Lysander menunggangi kuda kearah dataran tinggi yang dipenuhi dengan bunga dan cahaya bulan.

Sangat indah bukan? Tetapi Arstrella menatap bunga yang indah dengan tatapan kebencian. Ia tidak menyukai bunga sejak dulu.

"Apa kau mengajakku kesini hanya untuk melihat bunga?" Tanya Arstrella dengan tatapan tidak suka.

Lysander mengangguk, "Kau tidak menyukainya?" Tanya Lysander.

"Aku sangat membenci bunga dari dulu dan kau membawaku kesini? Apa kau sedang bercanda? Harusnya aku memikirkan tawaranmu sebelum aku mengikutimu."

Lysander sangat tidak menyangka Arstrella tidak suka dengan bunga. Apa ini ada kaitannya dengan Luthien sang Dewi Bunga. Apa ia masih memiliki dendam dengan Luthien? Apa yang sebenarnya terjadi antara Luthien dan Arstrella?  Tapi bagaimana bisa dendam Arstrella terbawa sampai ke dunia manusia? Sebenarnya apa yang terjadi dengan Arstrella dan Luthien.

"Aku kecewa denganmu." Ucap Arstrella dan pergi meninggalkan Lysander.

=====
Hallo hai, Apa kabar dengan kalian? Jaga kesehatan selalu ya .  Kangen sama author ga? atau kangen sama Arstrella?

Maafkan author yang tidak pandai berbasa-basi ini.
Love you gaes 💕

Arstrella Where stories live. Discover now