Chapter 109

102 18 22
                                    

Bukan_Firaun
Chapter 109

Sore hari, Akmal pulang dan mendapati rumah sepi, hanya ditemukan Mbak dengan Khaulah.

"Mana Ibu?" tanya Akmal. Khaulah berjalan ke arahnya, Akmal mengangkat dengan satu tangan dan menaruh putrinya di leher.

"Itulah, Pak! Ibu tidak kelihatan dari siang. Asisten Ibu juga akhirnya menyelesaikan pesanan sendirian." Mbak melapor.

Akmal menurunkan Khaulah dan meninggalkan begitu saja. Masuk ke dalam rumah Abah terus ke toko. Menemui Abah yang juga tidak menyadari apa-apa. Akmal tidak ingin kekhawatirannya terlihat karena hape Hala ditemukan tergeletak di meja.

Akmal menyebrang mendatangi rumahnya yang juga dalam keadaan sepi dan kosong. Buru-buru dia berganti pakaian dengan kaos dan jaket tipis. Dibawa ransel kecil berisikan tool yang sekiranya terpakai. Akmal memang masih membiasakan diri menyimpan berbagai keperluan di situ. Sewaktu-waktu dibutuhkan tinggal membawanya.

Akmal menelepon Hasani.

"Katya mana?"

"Wah gak tau, dia gak pegang hape." Hasani berkata.

"Hala dan Katya tidak kelihatan dari siang, Has. Kalian ada di mana?" tanya Akmal.

"Kita otw pulang, habis mengambil barang-barang Katya. Sebentar lagi juga sampe." Hasani menutup sambungan.

Akmal mulai berkeliling kampung mencari kemungkinan keberadaan istrinya dan Katya, namun tidak ditemukan.

Kemana mereka berdua?

*

Menjelang maghrib, Hasani dan Shin nongol.

"Whazzup akhi?" Hasani anak kampung gayanye udah kayak anak bronx aje.

Akmal menarik kerah Hasani dan mendorongnya ke pohon.

"Mana bini lo?" Akmal terlihat senewen. Hasani memegangi tangan Akmal kaget.

"Kenapa sih, Mal?" Hasani tumben gak langsung emosi.

"Mal, bini lo baru ilang sebentar aja udah emosi gini sih?" Shin komentar.

"Ilang bersama cewek gila buronan, gimana gue gak khawatir?" Akmal melepaskan tangannya dan jongkok sambil memangku kepalanya.

"Lo gitu amat sih nyebut bini gue?" Hasani mengeluh.

"Kalau gue bahas Katya bukan sekedar ngatain, Haaaas! Dia itu cewek teraneh yang pernah gue kenal."

"Kalo buat gue, cewek teraneh itu ya Hala." Shin malah mancing emosi.

"Maksud lo?" bener aja Akmal mendelik.

"Muka ditutup sepanjang masa, kalau udah ngomong serem, seperti punya aura membunuh." Shin begidig ingat kejadian di kafe.

"Ah iya, kadang gue juga takut Hala membunuh orang." Akmal terbawa suasana.

"Kalian berdua gila ya? Katya aja belom pernah bunuh orang, apalagi Nur." Hasani membela Hala.

"Jangan naif, Has!" Akmal ingin menyampaikan sesuatu tapi dia gak tega. Borya ahli peledak, mana mungkin belum pernah bunuh orang? Katya juga bagian dari project, sama aja ikut terlibat dalam pembunuhan.

"Borya ahli peledak, Has! Gak mungkin tidak pernah ada korban jiwa." Shin yang malah mengatakan.

"Itu kan Borya." Hasani masih mengelak.

"Kita baru ikut mereka dua tahun, has! Sedangkan Katya dan Borya sudah berpengalaman belasan tahun." Shin tidak naif.

"Jadi kalian nuduh bini gue pernah bunuh orang?" Hasani mulai emosi.

Bukan FiraunOnde histórias criam vida. Descubra agora