Chapter 43

122 24 16
                                    

Bukan Firaun
Chapter 43

Yaro melepaskan pelukan lalu mengambil air mineral, membukanya dan diberikan ke istrinya.

"Jangan lagi berkata seperti itu! Itu perkataan yang sangat mengerikan, Hala! Ya Allah ana tidak mau punya istri yang jika emosi bawaannya mengancam mengambil nyawa."

Hala nangis lagi sambil menelungkupkan kepala ke meja.

"Ampuni saya ya Allah. Saya tidak sanggup menanggung ini semua. Saya gak mau melahirkan anak tanpa suami. Ya Allah saya gak kuat diperlakukan seperti ini. Salah saya apa ya Allah? Apakah dosa jika saya mencintai suami saya? Apakah saya harus menerima perlakuan Hasani? Saya gak terima! Saya benci Hasani! Benci banget sampai ingin menyumpah." Hala sesenggukan di atas meja.

Yaro mendadak teringat perkataan Hasani.

"Yang nyeret Nur ke penjara bukan gua, tapi lu! Lu yang bikin dia nikmatin duit hasil rampokan. Lu yang bikin dia pegang pistol dan hampir saja menembakkan ke orang. Lu yang bikin dia bergaul dengan komplotan kriminal. Lu yang ngerusak sahabat gua. Semua itu harus dihentikan. Lu harus dihentikan Kumal!"

Disentuh kepala istrinya.

"Maafkan ana! Ana yang telah membuat anti jadi menderita."

Hala mengangkat kepalanya.

"Tidak, Hasani yang telah membuat saya menderita, dia sudah gila. Dia itu jahat. Dia itu..."

"Dendam karena salah ana juga." Yaro melepaskan cadar istrinya dan mengusap air mata istrinya dengan tangannya.

"Memang seharusnya ana tidak masuk ke kehidupan kalian. Memang seharusnya ana tidak menipu kalian semua. Abah tentu sangat kecewa. Semua tetangga pasti marah dan anti ... anti menjadi hilang ketaatan karena ana. Hasani benar. Ana telah merusak anti dan merusak ketentraman semua orang." Yaroslav lalu memasangkan lagi cadar ke wajah istrinya.

"Ana sungguh telah siap masuk penjara. Kesalahan memalsukan dokumen tidak akan lama. Ana bersyukur karena seharusnya dengan semua deretan kejahatan yang sudah ana lakukan, mungkin gak bisa keluar lagi dari penjara. Allah Maha Baik hanya menghukum ana sebentar."

"Maksud kamu apa?" Hala meneteskan air mata lagi. Yaro kembali menghapusnya.

"Hala, tenang! Tenang dulu! Mana ketaatan yang anti punya? Mana keimanan anti? Jangan melemah! Karena ana akan semakin sedih melihatnya."

"Dulu anti gak nangis ditodong pistol. Anti nangis ketika mendengar ana tidak mengenal kasih sayang Allah. Kemana Hala yang ana kenal?"

"Ana jatuh cinta kepada gadis pemberani yang selalu yakin Allah itu ada, Allah itu Maha Kuasa, Allah itu Maha Pengasih, Allah itu Maha Pengampun."

"Ana jatuh cinta bukan hanya kepada anti, tapi juga pada kehangatan tempat tinggal anti. Anti memperlihatkan kepada ana bahwa masih ada orang-orang beragama yang benar-benar baik. Bahwa agama itu baik walau tidak semua pemeluknya baik."

"Ana yang menjadi racun bagi kalian semua. Ana yang menorehkan tinta hitam dan menghujam menjadi goresan darah. Ana yang menjadi setan membuat manusia baik menggila dan semakin berkurang ketaatan. Ana memang harus dihukum."

"Tidak! Tidaaaak! Kamu telah berjanji akan keluar! Kamu akan berjanji akan melawan Hasani! Kamu telah berjanji akan menjadi suami dan ayah yang baik! Kamu sudah janji, Bang Akmal!"

"Iya ana akan keluar, setelah menjalani hukuman. Iya ana akan melawan Hasani tetap mempertahankan pernikahan. Iya ana berjanji akan menjadi suami dan ayah yang baik dengan cara menebus kesalahan di sini. Dan ana ingin membayar kesalahan ke Hasani juga. Mungkin dengan ini Hasani akan tenang."

Bukan FiraunWhere stories live. Discover now