Chapter 17

114 26 19
                                    

Bukan Firaun
Chapter 17

"Hah? Itu dompet Hasani?" Shinichi terbelalak. Yaroslav mengangguk.

"Buat apaan?"

"Iseng aja, biar dia repot ngurus surat-surat lagi." Yaroslav berkata tanpa perasaan.

"Aish..." Shinichi speechless.

Yaroslav mulai membuka dompet Hasani dan memeriksanya. Dilihatnya ada beberapa lembar lima puluh ribuan. Diperiksa KTP, SIM, ATM,  juga STNK motor.

"Bocah, umurnya baru dua puluh." Yaroslav komen.

"Balikin, Bang Yaro! Kasihan lah, udah lo rebut ceweknya, lo ambil pula dompetnya." Shinichi tumben-tumben lempeng.

"Sapa suruh bego." Yaroslav mengantungi dompet Hasani lalu naik ke motor.

"Ikut gue ke suatu tempat yok!" Yaroslav mengajak Hasani.

Mereka berdua pun meninggalkan Masjid.

*

Nurhala jadi gelisah. Abah memberitakan kalau Akmal akan datang nadzor, sedangkan dulu Nurhala bilang ke Hasani belum mau nikah.

Nurhala memang mulai jarang menanggapi Hasani. Tiap Hasani nge-chat, dia menjawab seperlunya.

Apakah dia telah jahat ke Hasani? Nurhala tidak bisa memutuskan.

Dia memang pernah bertanya ke Abah.

"Bah, Nur salah gak sih taaruf sama Akmal? Eh Bang Akmal." Nurhala mulai merubah panggilan karena Akmal lebih tua jauh darinya.

"Kok salah? Lu berhak-berhak aja, pan lu belon nikah." Abah menjawab heran.

"Ya...tapi...kita baru aja kenal, Bah." Nurhala memberi alasan.

"Makanya kan ta'aruf, yang penting kita juga kenal keluarganya, masa gak cukup, Nur."

"Tapi Bang Akmal orang kaya, Bah."

"Emangnya lu miskin? Menghina Abah lu, Nur." Abah tersinggung.

"Bukan gitu, Bah, Nur takut gak pantes sama Bang Akmal." Nurhala mulai gak pede.

"Eeeeh malah makin menghina Abah. Lu pantes dapetin yang lebih dari Akmal. Iye si Akmal banyak duitnya, tapi emangnya dia ustadz? Kata lu juga dia gak pinter ngaji? Udah bagus dia dapetin lu, Nur."

"Ya Allah, Nur juga gak pinter-pinter amat ngajinya. Sampai sekarang masih belajar tahsin. Nur juga jelek, mana gak kuliah, Abaaah, nanti kalau Bang Akmal pas nadzor nolak gimana? Abah, Nur takut." Nurhala mulai parnoan. Dia masih trauma ditolak Hasani.

Abah akhirnya sadar kalau putrinya juga ngarep. Dulu waktu Hasani mau melamar, respon Nurhala kalem aja. Sekarang giliran Akmal kenapa Nurhala jadi begini?

"Abah jadi cemburu, lu demen ya sama si Akmal?" Abah bertanya.

"Ya Allah Abah, apaan sih?" Nurhala mukanya memerah.

"Lu dulu gak begini sama Hasani." Abah mengungkit.

Nurhala diam aja malu.

"Lu udah istikhoroh belom?" tanya Abah.

"Udah, Bah, Insyaa Allah."

"Yang lu rasain apa?"

"Takut, Bah!"

"Takut apaan?"

"Gak tau, Bah!"

Padahal Nurhala tau dengan pasti, dia takut dengan Hasani, takut ditolak Akmal kalau sudah lihat wajahnya, takut sama omongan orang kampung terutama fans Akmal.

Bukan FiraunWhere stories live. Discover now