Chapter 12

128 25 25
                                    

Suami Kriminal
Chapter 12

Baru aja Yaroslav ingin membuka pintu pagar, Hasani menarik kerah belakang gamisnya.

Yaroslav berbalik dan bertanya santai.

"Ada apa lagi akhi?" tanya Yaroslav kalem.

"Maksud lu apa kayak gitu? Jadi sebenarnya Nur pernah ngajak lu ke hotel atau enggak?" Hasani masih aja nanya.

Yaroslav berjalan mendekat, Hasani merasakan aura yang berbeda dari ikhwan yang biasanya terlihat adem dan ramah.

"Antum mau jawaban apa? Bukannya antum tidak percaya dengan Hala? Untuk apa lagi bertanya?"

"Kan lu yang ngasih tau gua soal Nur, lu harus tanggung jawab dong!"

"Gak ada yang nyuruh antum percaya."

"Tapi..."

"Tapi..tapi..tapi..begitu gampang antum percaya pada orang yang baru dikenal. Apa karena pakaian ana yang kesannya relijius? Antum hina Hala, antum sendiri yang membatalkan lamaran. Sekarang antum mau menyalahkan orang lain? Cemen banget jadi laki?"

"Tapi rekaman itu..."

"Emang gak tau? Jaman sekarang semua bisa direkayasa? Dasar bocah kemaren sore. Bocah manja, anak mama kepengen nikah, haha antum gak pantes dapetin Hala. Mending antum belajar jadi laki dulu, baru..."

Dalam sekejap wajah Yaroslav berubah.

"Afwan, Hasani, afwan ana gak ngerti apa-apa." Yaroslav wajahnya memelas seperti mau nangis.

"Hah? Lu gila ya?" Hasani kaget melihat perubahan ekspresi Akmal.

"Jangan tuduh ana pernah pergi ke hotel dengan putri Abah, ya Allah astaghfirullah, Hala tidak seperti itu."

Hasani ternganga.

Seseorang mengeplak kepala Hasani.

"Tong! Ape lu bilang? Hala pergi ke hotel? Minta disembeleh lu?"

"Ampun Bah, orang ini yang bilang gitu." Hasani buru-buru menjelaskan.

"Ya Allah, kenapa ana bisa terfitnah seperti ini? Ya udah Hasani ana minta maaf, ana gak berniat merebut calon istri antum."

"Calon istri palelu? Lu sendiri yang batalin tanpa alasan yang jelas. Bikin malu gua aja lu Tong! Kesannya anak gua jelek banget. Tersinggung gua tau gak? Pulang sanah! Kalau gak inget emak lu yang selama ini baek sama gua, udah gua hajar lu Tong!"

"Demi Allah, ana tidak pernah pergi ke hotel dengan putri Abah, ketemu aja baru dua hari yang lalu. Ya Allah kalau tetangga pada dengar, ana lebih baik pindah lagi." Yaroslav mengusap matanya seakan-akan ada air mata, padahal mah gak ada.

Abah langsung menendang pantat Hasani.

"Jaga tuh congor luh jangan maen bekotek aje! Lu pingin ngancurin nama baek anak gua?" Abah makin meradang.

"Semua ini salah ana, seharusnya ana gak nolongin Hala waktu hampir celaka." Yaroslav makin lancar.

"Celaka gimana maksud lu?"

"Hala hampir aja ketabrak motor, Bah. Alhamdulillah ana keburu mencegah. Kalau enggak, apalah yang terjadi, bisa-bisa Hala jadi korban tabrak lari. Pudding-nya aja sampai jatuh berantakan."

"Ya Allah, jazaakallah khairan, Nak! Nama lu sapa sik?"

"Akmal, Bah! Afwan, Bah, afwan, ana kurang sopan ke orang tua."

Tau-tau Hasani menonjok Yaroslav tanpa peringatan.

Yaroslav jatuh ke tanah, gamisnya langsung belepotan tanah. Sebagian bibit pohon jadi berantakan. Sebenarnya tonjokan Hasani tidak begitu kencang. Tapi Yaroslav mengkondisikan seakan-akan dia parah bener sampai terguling-guling.

Bukan FiraunWhere stories live. Discover now